Yesaya 40:24

"Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditabur, baru saja kuncup mereka berakar di tanah, Ia menghembusi mereka, sehingga layu kering, dan badai menerbangkan mereka seperti sekam."

Simbol kekuatan alam dan kerapuhan kehidupan.

Ayat Yesaya 40:24 menggambarkan dengan kuat betapa rapuhnya ciptaan manusia, atau bahkan segala sesuatu di bumi ini, ketika berhadapan dengan kekuatan dan kehendak Ilahi. Ayat ini dilukiskan dengan gambaran yang sangat visual: "Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditabur, baru saja kuncup mereka berakar di tanah, Ia menghembusi mereka, sehingga layu kering, dan badai menerbangkan mereka seperti sekam."

Perhatikan bagaimana ayat ini memulai dengan gambaran awal kehidupan: benih yang baru ditanam, tunas yang mulai berakar. Ini adalah momen awal sebuah pertumbuhan, sebuah harapan, sebuah kekuatan yang baru saja mulai terbentuk. Namun, gambaran ini segera berlawanan dengan realitas yang disampaikan oleh nabi Yesaya. Kekuatan yang Maha Kuasa, "Ia," hanya perlu menghembusi atau bertindak, dan segala sesuatu yang baru saja tumbuh itu seketika menjadi layu dan kering. Puncaknya, mereka diterbangkan seperti sekam oleh badai, menunjukkan kehancuran total dan ketidakberdayaan.

Makna teologis dari ayat ini sangat mendalam. Ini berbicara tentang kedaulatan mutlak Tuhan atas segala ciptaan. Manusia, dengan segala rencana, usaha, dan bahkan kemajuan teknologinya, tetaplah makhluk yang berada di bawah kuasa Sang Pencipta. Apa yang tampak kuat dan berakar kokoh di mata manusia, bisa saja lenyap seketika di hadapan kehendak-Nya. Penggunaan kata "Ia" tanpa menyebut nama Tuhan secara eksplisit dalam konteks ini menegaskan keagungan dan kemaha-kuasaan-Nya yang tak terhingga.

Dalam konteks sejarah bangsa Israel, ayat ini sering diartikan sebagai pengingat akan kebesaran Tuhan dan betapa kecilnya kuasa bangsa-bangsa lain yang mereka takuti, atau bahkan kekuatan politik dan militer yang mereka andalkan. Kekuatan yang mereka lihat sebagai pengayom atau ancaman, di mata Tuhan hanyalah seperti sekam yang mudah diterbangkan. Ini seharusnya membawa mereka untuk kembali menaruh iman dan harapan pada Tuhan, bukan pada kekuatan duniawi yang fana.

Namun, ayat ini tidak hanya berlaku pada konteks historis bangsa Israel. Ia juga memiliki relevansi abadi bagi setiap individu. Dalam kehidupan pribadi, kita seringkali membangun rencana, impian, dan fondasi yang kita rasa kuat. Kita menanam harapan, menabur usaha, dan akar-akar keyakinan kita tertanam dalam tanah. Namun, ketika badai kehidupan datang, atau ketika Tuhan mengizinkan hal-hal terjadi, kita mungkin merasa diri kita rapuh dan tak berdaya, seperti sekam yang diterbangkan angin.

Pesan yang terkandung dalam Yesaya 40:24 mengajak kita untuk memiliki perspektif yang benar. Ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk mengingatkan kita akan keterbatasan kita sebagai manusia dan kebesaran Tuhan. Dalam kerapuhan itu, justru tersirat undangan untuk bersandar pada kekuatan yang sejati, kekuatan yang abadi, yaitu kekuatan Sang Pencipta. Menyadari bahwa kita seperti sekam yang mudah diterbangkan dapat mendorong kita untuk mencari perlindungan dalam tangan-Nya, memperkuat iman, dan memelihara kerendahan hati dalam setiap pencapaian. Kekuatan sejati bukanlah pada apa yang kita tanam atau bangun sendiri, melainkan pada hubungan kita dengan sumber segala kekuatan.