Ayat firman Tuhan dalam Yesaya 52:6 memuat janji dan penegasan ilahi yang luar biasa. Kata-kata ini disampaikan pada masa-masa sulit bagi umat pilihan Allah, di mana mereka mungkin merasa ditinggalkan dan terasing. Namun, Tuhan sendiri menyatakan melalui nabi Yesaya bahwa masa itu akan berlalu. Janji ini berfokus pada pengenalan dan pemahaman yang mendalam mengenai diri Tuhan, khususnya identitas-Nya sebagai Dia yang berbicara dan bertindak dalam sejarah umat-Nya.
"Karena itu, umat-Ku akan mengenal nama-Ku." Frasa ini bukan sekadar pengenalan nama secara formal, melainkan pengenalan pribadi yang mendalam. Nama dalam konteks Alkitab seringkali mencakup karakter, kuasa, dan hakikat seseorang. Ketika Tuhan berjanji bahwa umat-Nya akan mengenal nama-Nya, itu berarti mereka akan mengalami secara langsung dan memahami sifat-Nya yang kudus, adil, penuh kasih, dan setia. Pengenalan ini akan datang melalui pengalaman nyata, pembebasan dari penindasan, dan pemulihan yang hanya bisa dilakukan oleh Tuhan sendiri.
Bagian kedua dari ayat ini, "oleh karena itu, pada hari itu mereka akan tahu bahwa Akulah yang berfirman: ‘Lihat, Akulah Dia!’", menegaskan keilahian dan otoritas Tuhan. Pernyataan "Akulah Dia!" adalah bentuk penegasan diri yang kuat, mirip dengan bagaimana Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada Musa di semak duri yang menyala (Keluaran 3:14). Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah pribadi yang kekal, tidak berubah, dan sumber segala sesuatu. Pada hari pembebasan dan pemulihan yang dijanjikan, umat Tuhan tidak hanya akan merasakan campur tangan-Nya, tetapi juga akan secara definitif mengerti bahwa Dia adalah sumber dari segala kebaikan dan kuasa yang telah dinyatakan.
Makna ayat ini terus bergema sepanjang sejarah keselamatan. Bagi umat Perjanjian Lama, ini menjadi pengharapan di tengah pembuangan. Bagi umat Perjanjian Baru, janji ini digenapi dalam pribadi dan karya Yesus Kristus. Yesus adalah Firman yang menjadi manusia (Yohanes 1:14), yang dengan sempurna menyatakan Bapa kepada dunia. Melalui Dia, kita mengenal nama Tuhan, mengalami kasih-Nya, dan menyaksikan kuasa-Nya yang membebaskan dari dosa dan maut. Pengalaman iman kita saat ini adalah kelanjutan dari pengenalan ini; semakin kita belajar Firman-Nya, berdoa, dan hidup dalam ketaatan, semakin dalam kita mengenal Dia yang berfirman.
Oleh karena itu, Yesaya 52:6 menjadi pengingat yang kuat bagi kita di zaman sekarang. Tuhan adalah Allah yang setia pada janji-Nya. Dia bertindak dalam sejarah dan terus berbicara kepada umat-Nya. Tugas kita adalah mendengarkan, merenungkan, dan membiarkan Firman-Nya membentuk hidup kita, sehingga kita benar-benar mengenal nama-Nya dan dapat berkata dengan penuh keyakinan, "Akulah Dia!" yang telah menebus dan menyelamatkan kita. Pengenalan ini memberikan kepastian, keberanian, dan sukacita yang tak tergoyahkan.