"Tetapi Yesus, mendengar itu, segera berkata: "Jangan takut! Percayalah saja, ia akan selamat."
Ayat Yohanes 11:30, yang diucapkan oleh Yesus Kristus, merupakan momen penting dalam narasi Injil Yohanes. Ayat ini muncul dalam konteks kisah kebangkitan Lazarus, sahabat terkasih Yesus. Ketika Maria, saudara perempuan Lazarus, mendengar bahwa Yesus telah tiba, ia segera berlari menemui-Nya. Dalam kesedihan dan keputusasaannya, Maria mengungkapkan rasa sakitnya dan kerinduannya akan kehadiran Yesus, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak akan mati." (Yohanes 11:21). Namun, tanggapan Yesus kepada Maria, yang tertulis dalam Yohanes 11:30, menunjukkan kedalaman iman dan kuasa ilahi-Nya.
Ucapan Yesus, "Jangan takut! Percayalah saja, ia akan selamat," bukanlah sekadar penghiburan biasa. Ini adalah pernyataan otoritas dan jaminan yang kuat. Pada saat itu, Lazarus sudah empat hari meninggal dan tubuhnya sudah mulai membusuk. Secara akal sehat manusia, harapan untuk hidup kembali sudah pupus. Namun, Yesus tidak melihat dari sudut pandang manusiawi semata. Bagi-Nya, kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah keadaan yang dapat diatasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa Yesus memiliki kendali penuh atas kehidupan dan kematian. Kata "selamat" di sini bisa diartikan lebih luas, tidak hanya berarti kesembuhan fisik, tetapi juga keselamatan jiwa.
Kisah ini, dan secara spesifik ayat Yohanes 11:30, memberikan pelajaran berharga bagi umat percaya. Pertama, pentingnya untuk tidak tenggelam dalam ketakutan saat menghadapi kesulitan. Yesus memerintahkan, "Jangan takut!" Ini adalah seruan untuk mempercayakan segala kekhawatiran kepada-Nya. Kematian Lazarus adalah sebuah tragedi besar, namun Yesus mengalihkan fokus dari kesedihan itu kepada iman. Kedua, ayat ini menekankan pentingnya "percaya saja." Iman bukanlah sekadar harapan pasif, tetapi tindakan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan, bahkan ketika situasi terlihat mustahil. Kata "saja" menyiratkan kesederhanaan dalam iman, sebuah penyerahan diri yang total.
Mukjizat kebangkitan Lazarus, yang didahului oleh ucapan penuh kuasa dalam Yohanes 11:30, adalah salah satu tanda yang paling dramatis yang dilakukan Yesus. Peristiwa ini menjadi bukti nyata dari klaim Yesus sebagai Anak Allah dan Tuhan atas kehidupan. Bagi banyak orang yang menyaksikan, termasuk para murid, peristiwa ini memperdalam pemahaman mereka tentang identitas dan misi Yesus. Ini adalah janji bahwa bagi mereka yang percaya kepada-Nya, kematian bukanlah akhir yang menakutkan, melainkan pintu gerbang menuju kehidupan kekal. Ayat ini terus menjadi sumber kekuatan dan pengharapan bagi orang-orang di seluruh dunia yang menghadapi masa-masa sulit dan ketidakpastian, mengingatkan mereka bahwa dengan iman, segala sesuatu mungkin terjadi di dalam kuasa Kristus.