Yohanes 12:10 membawa kita pada momen krusial dalam Injil, tepat sebelum peristiwa Paskah yang paling menentukan. Ayat ini muncul dalam konteks cerita tentang kebangkitan Lazarus dari kematian. Lazarus, sahabat dekat Yesus, telah meninggal empat hari lamanya dan berada dalam kubur. Ketika Yesus tiba di Betania, Maria dan Marta, saudari-saudari Lazarus, menghampiri-Nya dengan kesedihan yang mendalam. Marta, yang lebih pragmatis, mengungkapkan kepercayaannya pada Yesus sebagai Anak Allah, namun juga mengungkapkan rasa frustrasinya karena Yesus tidak hadir lebih awal untuk mencegah kematian saudaranya.
Perkataan yang dikutip dalam Yohanes 12:10, "Tetapi yang lain berpendapat bahwa itu tidak benar. 'Tidak mungkin,' katanya, 'Dia belum mati.'" mungkin merujuk pada reaksi awal dari orang-orang yang hadir saat Yesus menyatakan bahwa Lazarus akan dibangkitkan. Ada berbagai macam respons, dari kesedihan, keraguan, hingga ketakutan. Beberapa orang mungkin tidak percaya bahwa Yesus benar-benar memiliki kuasa untuk membangkitkan orang mati, terutama setelah Lazarus dikuburkan dan menunjukkan tanda-tanda kematian yang jelas. Keraguan ini mencerminkan ketidakpercayaan yang umum terjadi pada masa itu, bahkan ketika dihadapkan pada tanda-tanda dan keajaiban yang dilakukan oleh Yesus.
Pesan yang terkandung dalam ayat ini, meskipun singkat, sangat kuat. Ia menunjukkan bahwa bahkan di tengah situasi yang tampaknya mustahil – kematian itu sendiri – ada potensi dan kuasa untuk kehidupan. Kebangkitan Lazarus bukanlah sekadar demonstrasi kekuatan ilahi, tetapi juga merupakan bayangan dan janji akan kebangkitan yang lebih besar yang akan dialami oleh Yesus sendiri dan kemudian oleh semua orang yang percaya kepada-Nya. Momen ini menegaskan klaim Yesus sebagai "kebangkitan dan hidup" (Yohanes 11:25), yang mampu mengalahkan kematian dan memberikan kehidupan kekal.
Bagi kita hari ini, Yohanes 12:10 mengingatkan kita untuk tidak mudah menyerah pada keputusasaan, bahkan ketika kita menghadapi "kematian" dalam berbagai bentuk – kegagalan, kehilangan, atau kesulitan yang tak terbayangkan. Kepercayaan pada Yesus Kristus berarti memiliki harapan yang melampaui batas-batas fisik dan duniawi. Kebangkitan Lazarus menjadi saksi bisu tentang kuasa penebusan yang ditawarkan, sebuah pesan yang sangat relevan menjelang masa Paskah, ketika kita merayakan kemenangan Kristus atas maut. Ini adalah undangan untuk terus beriman, bahkan ketika akal sehat kita berkata "tidak mungkin," karena dalam Kristus, yang mustahil menjadi mungkin. Pesan ini memperkuat keyakinan bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari kehidupan baru melalui kuasa kebangkitan-Nya.