Kasih

Simbol Kasih dan Kesatuan

Yohanes 13:28 - Perintah Baru Kasih

"Tetapi tidak ada seorang pun dari murid-murid itu yang mengerti maksud-Nya mengatakan hal itu."

Ayat Yohanes 13:28 mencatat sebuah momen penting dalam perjamuan terakhir Yesus bersama para murid-Nya. Setelah Yesus membasuh kaki mereka, sebuah tindakan kerendahan hati dan pelayanan yang mendalam, Dia memberikan sebuah perintah baru. Namun, ayat ini secara spesifik menyoroti kebingungan yang melanda para murid. Mereka telah menyaksikan teladan pelayanan yang luar biasa, mendengarkan ajaran-ajaran terpenting, namun, pada saat itu, pemahaman mereka belum sepenuhnya terbuka terhadap makna yang lebih dalam di balik perkataan dan perbuatan Yesus.

Memahami Makna Perintah Kasih

Meskipun ayat 28 menyatakan ketidakmengertian para murid, konteks dari seluruh perikop Yohanes pasal 13 menjelaskan dengan gamblang apa yang Yesus maksudkan. Beberapa ayat sebelumnya, Yesus menyatakan, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian juga kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Perintah ini bukan sekadar anjuran moral biasa, melainkan sebuah ciri khas yang membedakan para pengikut Kristus.

Kasih yang dimaksud Yesus bukanlah sekadar perasaan hangat atau simpati belaka. Ini adalah kasih yang aktif, rela berkorban, seperti kasih yang telah Ia tunjukkan sendiri dengan turun dari surga, mengambil rupa seorang hamba, dan akhirnya memberikan nyawa-Nya bagi dunia. Kasih inilah yang seharusnya menjadi fondasi dan identitas umat Kristen. Ketika para murid belum mengerti, ini menunjukkan bahwa pemahaman mereka masih terbatas pada hal-hal lahiriah, belum sampai pada kedalaman kasih yang transformatif.

Dampak dan Signifikansi

Ketidakmengertian para murid pada momen itu tidak mengurangi pentingnya perintah tersebut. Sebaliknya, ini menekankan sifat revolusioner dari ajaran Kristus. Di dunia yang penuh dengan konflik dan egoisme, Yesus menawarkan sebuah paradigma baru yang didasarkan pada kasih. Kasih inilah yang akan menjadi tanda pengenal bagi dunia, bahwa mereka adalah murid-murid Yesus.

Seiring waktu, melalui Roh Kudus yang diutus-Nya, para murid akhirnya memahami kedalaman perintah ini. Mereka belajar untuk mengasihi bukan hanya sesama orang percaya, tetapi juga mereka yang belum mengenal Kristus, dan bahkan musuh sekalipun, sebagaimana Yesus telah mengasihi mereka. Kisah para rasul dan surat-surat Perjanjian Baru dipenuhi dengan bukti bagaimana perintah kasih ini dihidupi dan menjadi kekuatan yang menggerakkan gereja mula-mula.

Yohanes 13:28 menjadi pengingat yang kuat bagi kita saat ini. Betapa seringnya kita juga mengalami kebingungan dalam memahami kehendak Tuhan atau makna dari Firman-Nya. Namun, ayat ini juga memotivasi kita untuk terus belajar, merenungkan, dan memohon hikmat Tuhan agar kita dapat memahami dan menghidupi perintah kasih-Nya dengan sungguh-sungguh. Kasih yang menjadi bukti nyata dari iman kita.