Ayat Yosua 10:3 merupakan permulaan dari sebuah kisah dramatis yang menggambarkan campur tangan ilahi dalam peperangan bangsa Israel di tanah Kanaan. Peristiwa ini tidak hanya mencatat sebuah kemenangan militer, tetapi juga menyoroti iman, keberanian, dan pemeliharaan Tuhan atas umat-Nya. Konteks ayat ini adalah setelah Yosua dan bangsa Israel berhasil menaklukkan kota Ai dan membuat perjanjian dengan orang Gibeon. Namun, persekutuan dengan Gibeon menimbulkan reaksi keras dari koalisi raja-raja Amori yang berpusat di Yerusalem.
Raja Yerusalem, Adoni-Beselek, yang namanya sendiri terdengar mengancam, segera mengumpulkan lima raja Amori lainnya untuk bersatu melawan Yosua dan Gibeon. Motivasi utama mereka adalah untuk menghukum Gibeon karena bersekutu dengan Israel, sekaligus mengeliminasi ancaman Israel dari tanah mereka. Koalisi ini membentuk kekuatan militer yang sangat besar, dipandang sebagai ancaman serius bagi kelangsungan hidup bangsa Israel di tanah perjanjian. Ketakutan mungkin mulai merayap di hati bangsa Israel, menghadapi musuh yang begitu banyak dan kuat.
Namun, Alkitab mencatat respon Yosua yang penuh iman. Alih-alih gentar, Yosua mengambil tindakan. Ia teringat akan janji Tuhan bahwa Ia akan menyertai dan memberikan kemenangan kepada bangsa Israel dalam penaklukan tanah Kanaan. Yosua kemudian memimpin pasukannya dari Gilgal, bergerak cepat untuk menyerang para raja Amori. Inilah momen krusial di mana iman Yosua diuji dan dikonfirmasi. Kemenangan yang ia peroleh bukan semata-mata karena kekuatan militer Israel, melainkan karena tuntunan dan kuasa Tuhan.
Puncak dari pertempuran ini terjadi ketika bangsa Israel hampir saja kewalahan oleh musuh yang datang menyerang di bawah terik matahari yang panjang. Dalam momen kritis inilah Yosua menaikkan doa yang luar biasa, "Matahari, berhenti kau di atas Gibeon! Dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!" (Yosua 10:12). Doa ini bukan sekadar permintaan akan waktu tambahan, tetapi sebuah penyerahan diri total kepada Tuhan dan keyakinan bahwa Tuhan memiliki kuasa atas hukum alam. Tuhan menjawab doa Yosua, menghentikan pergerakan matahari dan bulan hingga bangsa Israel selesai membalas dendam kepada musuh-musuh mereka.
Kejadian ini menekankan dua hal penting. Pertama, pentingnya ketaatan dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Yosua tidak mundur, tetapi maju dengan iman. Kedua, kuasa dan pemeliharaan Tuhan yang luar biasa bagi umat-Nya yang taat. Peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa Tuhan hadir dan bekerja dalam kehidupan umat-Nya, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Yosua 10:3, bersama dengan kelanjutan kisahnya, menginspirasi kita untuk selalu berserah kepada Tuhan dalam setiap peperangan kehidupan, percaya bahwa Ia sanggup memberikan kemenangan.