Maka berkumpullah raja-raja negeri orang Amori, kelima raja itu, dan maju menghadapi orang Israel dengan seluruh bala tentara mereka, lalu berkemah di dekat Gibeon dan berperang melawan orang Israel di sana.
Representasi artistik pertempuran di Gibeon antara bangsa Israel dan lima raja Amori.
Ayat Yosua 10:5 menggambarkan sebuah momen krusial dalam penaklukan tanah Kanaan oleh bangsa Israel. Setelah kemenangan besar di Ai, musuh-musuh mereka mulai menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan Yosua. Lima raja dari berbagai kota bangsa Amori, yang mungkin sebelumnya bersaing satu sama lain, kini bersatu dalam menghadapi musuh bersama. Inisiatif ini menunjukkan bagaimana ancaman yang sama dapat mempersatukan pihak-pihak yang berselisih.
Lokasi pertemuan adalah Gibeon, sebuah kota yang strategis. Raja-raja Amori mengumpulkan seluruh bala tentara mereka dan berkemah di sana, siap untuk berperang melawan bangsa Israel. Tindakan ini bukan sekadar pertahanan, melainkan sebuah serangan balik yang terorganisir. Mereka tidak menunggu bangsa Israel datang ke wilayah mereka, tetapi justru maju ke wilayah yang berdekatan dengan Gibeon untuk menghadapi mereka.
Kisah ini bukan hanya tentang peperangan fisik, tetapi juga tentang keberanian, iman, dan campur tangan ilahi. Bangsa Israel, di bawah kepemimpinan Yosua, telah diperintahkan oleh Allah untuk menduduki tanah Kanaan. Setiap pertempuran adalah ujian bagi iman mereka dan bukti dari janji Allah. Dalam konteks ini, penyatuan kelima raja Amori menjadi tantangan yang signifikan. Namun, Allah yang bersama Yosua telah berjanji bahwa tidak ada satu orang pun yang akan sanggup bertahan menghadapi mereka (Yosua 1:5).
Pertempuran di Gibeon yang mengikuti ayat ini menjadi salah satu kemenangan paling luar biasa dalam sejarah Israel. Kemenangan tersebut tidak hanya dicapai melalui strategi militer, tetapi juga melalui mukjizat yang menakjubkan, di mana matahari dan bulan berhenti bergerak agar bangsa Israel dapat menyelesaikan pertempuran mereka. Peristiwa ini menegaskan bahwa kemenangan Israel bukanlah semata-mata karena kekuatan mereka sendiri, tetapi karena kuasa Allah yang bekerja melalui mereka.
Oleh karena itu, Yosua 10:5 menjadi pengingat penting tentang bagaimana kesulitan dan ancaman dapat memicu persatuan di pihak musuh, namun juga menjadi bukti bahwa keyakinan dan keberanian yang didasarkan pada janji ilahi dapat membawa kemenangan yang luar biasa. Ini adalah pelajaran tentang bagaimana menghadapi tantangan, baik pribadi maupun kolektif, dengan hati yang teguh dan kepercayaan penuh pada kekuatan yang lebih besar.