Kisah yang tertulis dalam Yosua 9:11 memberikan sebuah pelajaran penting mengenai pentingnya kehati-hatian dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, terutama ketika berinteraksi dengan kelompok asing yang tidak dikenal. Peristiwa ini terjadi ketika bangsa Israel telah menduduki tanah Kanaan dan menghadapi berbagai suku bangsa di dalamnya. Berbeda dengan suku-suku lain yang dengan gigih melawan, bangsa Gibeon memilih strategi yang berbeda untuk menyelamatkan diri mereka dari kehancuran.
Bangsa Gibeon, yang mendengar tentang keberhasilan besar yang telah dicapai oleh bangsa Israel dalam penaklukan tanah itu, menyadari bahwa perlawanan fisik adalah tindakan bunuh diri. Mereka kemudian merancang sebuah tipu muslihat yang cerdik. Para utusan Gibeon, dengan mengenakan pakaian lusuh dan membawa bekal makanan yang sudah basi, mendatangi para pemimpin Israel. Mereka berpura-pura datang dari negeri yang sangat jauh, bukan dari tanah Kanaan yang dikutuk untuk dihancurkan.
Tindakan bangsa Gibeon ini didasari oleh pemahaman mereka tentang situasi. Mereka melihat kekuatan Israel dan menyadari bahwa satu-satunya harapan mereka adalah dengan membuat bangsa Israel percaya bahwa mereka adalah sekutu yang datang dari tempat yang jauh, yang membutuhkan perlindungan dan perjanjian damai. Pengalaman dan pengetahuan mereka tentang cara menghadapi musuh yang lebih kuat menjadi kunci keberhasilan rencana mereka.
Dalam ayat Yosua 9:11, kita melihat reaksi para tua-tua dan seluruh jemaah Israel. Mereka menerima argumen para utusan Gibeon, berdasarkan bukti-bukti fisik yang disajikan. Tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut atau berdoa memohon petunjuk Tuhan, mereka segera berniat untuk membuat perjanjian. Ini menunjukkan sebuah celah dalam kebijaksanaan mereka pada saat itu. Mereka terlalu cepat percaya dan terkesan oleh penampilan luar, tanpa mempertimbangkan kemungkinan adanya penipuan.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah bahwa meskipun kita memiliki kebenaran ilahi dan kekuatan dari Tuhan, kita tetap perlu bersikap bijaksana dan berhati-hati dalam setiap tindakan dan keputusan. Penipuan bisa datang dalam berbagai bentuk, dan seringkali disamarkan dengan tampilan yang meyakinkan. Penting untuk tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, melainkan melakukan evaluasi yang cermat, mencari hikmat dari Tuhan, dan mempertimbangkan semua aspek yang ada.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin dihadapkan pada berbagai situasi yang mirip. Tawaran yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, janji-janji manis dari orang yang tidak dikenal, atau informasi yang belum tentu akurat. Ayat Yosua 9:11 mengingatkan kita untuk menguji segala sesuatu. Seperti yang diajarkan dalam 1 Tesalonika 5:21, "Ujilah segala sesuatu; peganglah yang baik." Dengan demikian, kita dapat menghindari jebakan dan membuat keputusan yang membawa kebaikan dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kebijaksanaan bukanlah tentang keraguan, tetapi tentang kehati-hatian yang bertanggung jawab. Ini adalah tentang menggunakan akal sehat yang Tuhan berikan, dibarengi dengan doa dan permohonan petunjuk ilahi. Dengan demikian, kita dapat menavigasi kehidupan dengan lebih aman dan efektif, menghindari penipuan, dan membangun hubungan yang kokoh berdasarkan kebenaran dan integritas.