Zakharia 11:9 - Nubuat Penolakan Gembala

"Maka firman TUHAN kepadaku: Ambilah pula bagimu perlengkapan seorang gembala yang bodoh."

Kitab Zakharia, salah satu kitab kenabian dalam Perjanjian Lama, penuh dengan penglihatan dan nubuat yang mendalam mengenai masa depan umat Israel dan kedatangan Mesias. Salah satu ayat yang sering menjadi titik renungan adalah Zakharia 11:9. Ayat ini merupakan awal dari sebuah narasi simbolis yang menggambarkan penolakan dan pengkhianatan terhadap seorang "gembala", sebuah gambaran yang banyak ditafsirkan merujuk pada kedatangan Yesus Kristus sebagai Gembala Agung bagi umat-Nya.

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Zakharia untuk mengambil "perlengkapan seorang gembala yang bodoh". Istilah "bodoh" di sini bukanlah sekadar kurang cerdas, melainkan lebih kepada sifat yang tidak kompeten, tidak berdaya, atau bahkan yang akan membawa kehancuran. Ini bisa diartikan sebagai persiapan untuk memainkan peran simbolis yang akan menggambarkan ketidakmampuan gembala-gembala sebelumnya dalam memelihara kawanan domba. Kawanan domba dalam konteks ini seringkali melambangkan umat Allah sendiri, yang membutuhkan bimbingan, perlindungan, dan kepemimpinan yang bijaksana.

Simbol domba dengan tongkat gembala yang terabaikan.

Tuhan kemudian memerintahkan Zakharia untuk melanjutkan gambaran ini dengan memperlakukan domba-domba itu, yang merupakan umat yang tertindas. Ia akan mengorbankan dua tongkat gembala. Tongkat pertama, yang disebut "Kesayangan" atau "Keindahan", melambangkan perjanjian yang ada dengan semua bangsa. Ini bisa merujuk pada perlindungan ilahi dan berkat yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Namun, tongkat ini kemudian dipatahkan, menandakan pemutusan hubungan dan penolakan terhadap berkat tersebut.

Tongkat kedua, yang disebut "Persatuan", melambangkan persaudaraan antara Yehuda dan Israel. Pematahan tongkat ini menunjukkan bahwa persatuan di antara umat Allah akan hancur. Penggambaran ini sangat kuat dan menyiratkan masa depan yang penuh perpecahan dan penderitaan bagi umat Israel. Penolakan terhadap gembala yang seharusnya memimpin dengan bijak akan berujung pada kekacauan dan keterpecahan.

Dalam perspektif Kristen, ayat-ayat ini sering dilihat sebagai nubuat yang digenapi dalam diri Yesus Kristus. Yesus datang sebagai Gembala yang baik, menawarkan kasih dan perlindungan. Namun, penolakan-Nya oleh para pemimpin agama dan sebagian besar umat Yahudi pada masa itu dapat dilihat sebagai penggenapan dari nubuat tentang penolakan gembala. Tongkat "Kesayangan" yang dipatahkan bisa diartikan sebagai penolakan terhadap tawaran keselamatan dan perjanjian baru yang dibawa-Nya. Sementara itu, "Persatuan" yang hancur bisa merujuk pada perpecahan yang terjadi di antara umat setelah penolakan Mesias.

Memahami Zakharia 11:9 membuka jendela ke dalam kesedihan ilahi atas penolakan terhadap kepemimpinan-Nya. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menerima dan mengikuti bimbingan yang diberikan, baik itu dari firman Tuhan maupun dari mereka yang diutus-Nya untuk memimpin kita. Kisah ini adalah pengingat abadi tentang konsekuensi dari mengabaikan keselamatan dan kasih yang ditawarkan, serta janji pemulihan yang selalu ada bagi mereka yang kembali kepada Sang Gembala Agung.