Ayat Zakharia 12:5 merupakan salah satu permata tersembunyi dalam kitab para nabi, menawarkan perspektif yang kuat tentang bagaimana Allah memandang dan memberdayakan umat-Nya, khususnya para pemimpin mereka. Dalam konteks narasi yang lebih luas di Zakharia pasal 12, kita melihat gambaran tentang masa depan Yerusalem dan bagaimana kota ini akan menjadi pusat perhatian ilahi, menghadapi berbagai tantangan namun pada akhirnya mengalami pemulihan dan kemenangan yang luar biasa. Ayat kelima ini secara spesifik menyoroti kekuatan yang berasal dari Yerusalem, sebuah kekuatan yang diarahkan kepada dan berasal dari TUHAN semesta alam.
Secara harfiah, ayat ini berbicara tentang para pemimpin Yehuda. Kata "pemimpin" di sini bukanlah sekadar gelar, melainkan merujuk pada mereka yang memegang otoritas dan tanggung jawab dalam pemerintahan serta kehidupan spiritual bangsa. Nubuatan ini mengindikasikan bahwa di tengah segala pergolakan dunia, Yerusalem akan menjadi sumber kekuatan yang tak tergoyahkan karena adanya kehadiran TUHAN. Kekuatan ini bukanlah kekuatan yang bersifat fisik semata, melainkan kekuatan moral, spiritual, dan ilahi yang akan menopang dan memelihara umat-Nya.
Ketika Zakharia menyatakan bahwa "Di Yerusalem akan ada kekuatan bagi TUHAN semesta alam," ia sedang menyampaikan janji yang mendalam. Ini bukan hanya tentang kekuatan yang dimiliki oleh Yerusalem, tetapi kekuatan yang disediakan oleh TUHAN untuk Yerusalem. Hal ini menegaskan bahwa sumber kekuatan sejati bukanlah dari manusia atau kekuatannya sendiri, melainkan dari Allah yang Maha Kuasa. Para pemimpin Yehuda, yang hatinya tertuju kepada TUHAN, akan menjadi saluran dari kekuatan ilahi ini. Mereka akan memimpin bukan dengan kekuatan otot atau diplomasi semata, tetapi dengan hikmat, keberanian, dan integritas yang bersumber dari persekutuan mereka dengan Allah.
Dalam penglihatan visioner Zakharia, kota Yerusalem digambarkan sebagai fokus utama. Bahkan di tengah pengepungan dan kesulitan yang mungkin dihadapi, inti dari kekuatan mereka terletak pada hubungan mereka dengan "TUHAN semesta alam, Allah mereka." Ini mengajarkan kita bahwa kedaulatan Allah adalah fondasi yang kokoh. Ketika umat-Nya berpegang teguh pada-Nya, dan para pemimpin mereka hidup dalam kesetiaan kepada-Nya, mereka dapat menghadapi badai apa pun. Kekuatan ini akan terlihat dalam ketahanan mereka, dalam keberanian mereka untuk berdiri teguh pada kebenaran, dan dalam kemampuan mereka untuk menolong dan membimbing umat di tengah situasi yang menekan.
Signifikansi ayat ini melampaui konteks historisnya. Bagi orang percaya masa kini, Zakharia 12:5 adalah pengingat bahwa sumber kekuatan kita, terutama dalam kepemimpinan, datang dari Allah. Baik sebagai pemimpin di keluarga, di gereja, di tempat kerja, maupun di masyarakat, kita dipanggil untuk mengandalkan hikmat dan kuasa-Nya. Ketika hati kita tertuju kepada TUHAN, seperti para pemimpin Yehuda yang dijanjikan, kita akan menemukan bahwa di dalam Dia ada kekuatan yang tak terbatas untuk menghadapi setiap tantangan, menegakkan kebenaran, dan membawa terang ke dalam dunia yang gelap. Janji ini adalah mercusuar harapan, menegaskan bahwa Allah senantiasa hadir bagi mereka yang berseru kepada-Nya dan menjadikan-Nya sumber kekuatan mereka.