"Sebab sebelum waktu itu tidak ada upah bagi manusia dan binatang, dan tidak ada selamat dari musuh kepada sahabat, baik seorang kepada seorang."
Ayat Zakharia 8:10 melukiskan sebuah gambaran masa depan yang penuh dengan janji ilahi, sebuah era di mana kondisi dunia akan berubah secara fundamental dari masa lalu yang penuh kesulitan. Pernyataan ini tidak hanya merujuk pada kondisi fisik atau material semata, tetapi mencakup dimensi spiritual dan relasional antar sesama. Kata "upah" di sini dapat diartikan sebagai hasil dari jerih payah, sesuatu yang pantas diterima atas kerja keras. Tanpa upah yang layak, motivasi akan berkurang, dan rasa keadilan akan terabaikan. Demikian pula, ketiadaan "selamat dari musuh kepada sahabat" menggambarkan kondisi masyarakat yang diliputi ketakutan, kecurigaan, dan permusuhan. Dalam suasana seperti itu, kepercayaan sulit tumbuh, dan hubungan antarmanusia menjadi rapuh.
Nabi Zakharia menyampaikan firman ini pada masa pemulihan setelah pembuangan di Babel. Meskipun umat Israel telah kembali ke tanah mereka, tantangan dan kesulitan masih menghadang. Namun, Tuhan berjanji bahwa akan datang suatu masa yang jauh lebih baik, suatu masa ketika keadilan dan kedamaian akan berkuasa. Ayat ini menjadi pengingat akan anugerah dan rencana Tuhan bagi umat-Nya. Ini adalah janji tentang sebuah tatanan dunia baru yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilahi, di mana setiap usaha akan dihargai dan hubungan antarmanusia akan dipenuhi dengan kedamaian dan kepercayaan.
Bagaimana kita dapat memahami janji ini dalam konteks kehidupan kita saat ini? Meskipun kita mungkin tidak mengalami secara harfiah seperti yang digambarkan, ayat ini memberikan dasar untuk menanamkan harapan. Ini mengajarkan kita untuk berjuang demi keadilan di lingkungan kita, untuk memupuk hubungan yang sehat dan saling menghormati, serta untuk tidak kehilangan keyakinan akan kebaikan yang pada akhirnya akan menang. Dalam kehidupan pribadi, kita dapat berusaha bekerja dengan tekun dan integritas, mengetahui bahwa usaha kita memiliki makna. Dalam relasi, kita bisa menjadi agen perdamaian, membangun jembatan kepercayaan alih-alih tembok permusuhan.
Lebih jauh lagi, janji dalam Zakharia 8:10 seringkali dihubungkan dengan kedatangan Mesias dan pemenuhan Kerajaan Allah. Ini adalah gambaran surga di bumi, di mana segala sesuatu diperbaiki dan dikembalikan pada keadaan yang semestinya. Ini adalah visi yang menginspirasi untuk terus berbuat baik, untuk berjuang melawan ketidakadilan, dan untuk senantiasa memelihara harapan akan masa depan yang lebih baik, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh umat manusia. Janji ini mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, Tuhan memiliki kendali penuh dan rencana-Nya yang mulia akan tergenapi.
Mengamati konteks yang lebih luas dari pasal 8 Zakharia, kita melihat gambaran Yerusalem yang dipulihkan dan dikelilingi oleh berkat Tuhan. Ancaman-ancaman sebelumnya lenyap, dan umat Tuhan hidup dalam kemakmuran dan keamanan. Ayat 10 menjadi salah satu pilar dari janji pemulihan ini, menegaskan bahwa perubahan yang terjadi bukan sekadar permukaan, melainkan sampai ke akar-akarnya, memengaruhi setiap aspek kehidupan. Ini adalah janji yang mendalam, menginspirasi kepercayaan pada kuasa dan kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berubah.