"Hal itu akan menjadi hukuman karena kesombongan mereka, dan celaan serta kejijikan bagi mereka yang melintas, karena semua kota mereka akan menjadi puing-puing untuk selama-lamanya," firman TUHAN.
*(Terjemahan Baru - LAI)*
Ayat Zefanya 2:10 berbicara tentang sebuah peringatan tegas yang ditujukan kepada bangsa-bangsa di sekitar Israel, khususnya Filistin. Nubuat ini disampaikan pada masa ketika umat Allah sedang mengalami tekanan dan penganiayaan dari bangsa-bangsa tetangganya. Namun, di balik ancaman dan kesombongan bangsa-bangsa tersebut, tersirat sebuah janji kemenangan dan pemulihan dari Tuhan. Ayat ini menggambarkan kehancuran total yang akan menimpa kota-kota mereka sebagai akibat dari kesombongan dan kekejaman mereka terhadap umat Tuhan. Ini bukan sekadar ramalan akan kekalahan militer, melainkan sebuah pernyataan keadilan ilahi yang akan ditegakkan.
Frasa "kesombongan mereka" menjadi kunci dalam memahami konteks ayat ini. Kesombongan seringkali menjadi akar dari banyak dosa, termasuk penindasan, keangkuhan, dan penolakan terhadap otoritas Tuhan. Bangsa-bangsa yang dimaksud dalam Zefanya merasa diri kuat dan berkuasa, meremehkan bangsa Israel yang pada saat itu mungkin sedang lemah. Mereka tidak menyadari bahwa kekuatan mereka hanyalah sementara dan bahwa Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi, adalah Penguasa sejati atas segala sesuatu. Kesombongan mereka telah membutakan mereka dari kebenaran dan akhirnya membawa mereka pada kehancuran yang diperingatkan dalam firman Tuhan.
Bagi umat percaya, ayat ini memberikan pelajaran berharga. Pertama, ini adalah pengingat bahwa Tuhan melihat segala sesuatu, termasuk kesombongan dan kekejaman yang mungkin dialami oleh umat-Nya. Tuhan tidak tinggal diam ketika umat-Nya dianiaya. Keadilan-Nya pasti akan ditegakkan, meskipun terkadang waktunya tidak sesuai dengan ekspektasi manusia. Kedua, ayat ini mengajarkan pentingnya kerendahan hati. Kesombongan adalah jalan menuju kehancuran, sementara kerendahan hati adalah fondasi untuk membangun hubungan yang benar dengan Tuhan dan sesama. Tuhan berjanji akan memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati (Yakobus 4:6).
Kemenangan dan ketenangan yang dijanjikan Tuhan seringkali datang setelah masa ujian dan penindasan. Dalam konteks Zefanya, kehancuran bangsa-bangsa jahat ini membuka jalan bagi pemulihan dan kedamaian bagi umat Tuhan. Mereka yang tadinya diliputi ketakutan dan keputusasaan akan mengalami kelegaan dan sukacita ketika keadilan ilahi dinyatakan. Kata-kata "celaan serta kejijikan bagi mereka yang melintas" menunjukkan betapa memalukannya kondisi mereka setelah dihukum. Kota-kota mereka yang tadinya megah akan menjadi sisa-sisa yang hanya menjadi peringatan akan kejatuhan akibat kesombongan.
Dalam kehidupan modern, kita juga bisa melihat prinsip yang sama berlaku. Kesombongan dalam berbagai bentuknya, baik dalam skala pribadi, sosial, maupun global, selalu membawa konsekuensi negatif. Sebaliknya, ketika kita hidup dalam kerendahan hati, mengandalkan Tuhan, dan memperlakukan sesama dengan kasih, kita akan menemukan kedamaian sejati dan kemenangan yang berasal dari sumber yang kekal. Zefanya 2:10 mengingatkan kita untuk tidak terintimidasi oleh kekuatan sementara dari dunia yang sombong, melainkan untuk senantiasa berpegang teguh pada kebenaran ilahi yang akan bertahan selamanya.