1 Korintus 15:30

"Mengapa kami juga berjerih payah dan menghadapi bahaya setiap saat?"

Ayat 1 Korintus 15:30, yang tertulis dalam Alkitab Perjanjian Baru, merupakan sebuah pertanyaan retoris yang diajukan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Pertanyaan ini muncul dalam konteks pembahasan yang lebih luas mengenai kebangkitan orang mati, sebuah doktrin fundamental dalam iman Kristen. Paulus tidak sekadar mengajukan pertanyaan ini sebagai keluhan, melainkan sebagai penegasan akan realitas perjuangan dan pengorbanan yang ia dan para rasul lainnya alami demi memberitakan Injil.

IMAN

Dalam konteks surat 1 Korintus pasal 15, Paulus secara mendalam membahas kebenaran inti iman Kristen: kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Ia menekankan bahwa jika Kristus tidak dibangkitkan, maka pemberitaan mereka sia-sia, dan iman orang percaya pun sia-sia. Pertanyaan di ayat 30 ini berfungsi untuk menyoroti betapa seriusnya Paulus dan para pengikut Kristus lainnya memegang teguh keyakinan akan kebangkitan ini. Mereka rela menghadapi kesulitan, penolakan, bahkan ancaman maut karena mereka yakin bahwa apa yang mereka beritakan adalah kebenaran yang kekal dan memiliki dampak transformatif.

Perjuangan yang dimaksud Paulus mencakup berbagai bentuk penderitaan: penganiayaan dari pihak yang menentang Kekristenan, kesulitan hidup akibat pengabdian penuh waktu kepada pelayanan, kesalahpahaman dari dalam gereja sendiri, serta berbagai bentuk tentangan lainnya. Semua ini dilakukan bukan demi keuntungan pribadi atau popularitas, melainkan demi kebesaran Injil dan keselamatan jiwa-jiwa. Paulus ingin jemaat di Korintus memahami bahwa pelayanan mereka bukanlah sebuah "pekerjaan ringan" atau sekadar aktivitas sosial, melainkan sebuah pengorbanan yang didorong oleh keyakinan yang mendalam.

Lebih jauh lagi, ayat ini juga secara implisit menghubungkan penderitaan para rasul dengan apa yang dialami oleh Yesus sendiri. Yesus telah terlebih dahulu menghadapi pengkhianatan, penyiksaan, dan kematian di kayu salib. Para pengikut-Nya, melalui jalan kesaksian dan pelayanan, juga diajak untuk mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Pertanyaan Paulus menjadi sebuah pengingat bahwa iman yang sejati seringkali memerlukan harga yang harus dibayar. Ini bukan berarti kekristenan adalah jalan yang penuh kesengsaraan semata, tetapi bahwa penderitaan yang dialami demi Kristus memiliki makna dan tujuan ilahi.

Oleh karena itu, 1 Korintus 15:30 menjadi sebuah ayat yang kuat untuk merenungkan dedikasi, pengorbanan, dan keberanian yang seharusnya menjadi ciri khas setiap orang percaya dalam hidupnya. Ia mengajak kita untuk bertanya pada diri sendiri: Seberapa jauh kita bersedia berjerih payah dan menghadapi bahaya demi kebenaran dan penyebaran Kabar Baik? Kebangkitan Kristus bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang kekuatan yang terus menerus menginspirasi dan menguatkan kita untuk hidup bagi-Nya di masa kini, bahkan di tengah tantangan sekalipun. Kepercayaan pada kebangkitan Yesus memberikan fondasi yang kokoh bagi iman kita dan keberanian untuk terus melangkah maju.