Dan takhta itu ada enam tingkatannya, dan bagian belakangnya bundar di bagian atasnya, dan ada sandaran tangan pada kedua sisinya di tempat duduknya, dan dua singa berdiri di samping sandaran tangan.
Ayat 1 Raja-Raja 10:19 menyajikan sebuah gambaran yang begitu detail dan memukau tentang kemegahan takhta Raja Salomo. Ayat ini bukanlah sekadar deskripsi biasa, melainkan sebuah jendela untuk memahami sejauh mana kekayaan, keahlian, dan kekuasaan yang dimiliki oleh raja terbijak Israel ini. Bayangkan sebuah takhta yang tidak hanya sekadar tempat duduk, tetapi sebuah karya seni monumental, sebuah simbol keagungan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
"Dan takhta itu ada enam tingkatannya..." Deskripsi ini menunjukkan kompleksitas dan ketinggian takhta tersebut. Enam tingkatan bisa jadi melambangkan tingkatan kekuasaan atau mungkin kemudahan akses bagi raja. Setiap tingkatan mungkin dilapisi dengan material berharga, menambah kesan mewah dan megah. Ini bukan sekadar tambahan struktural, melainkan bagian integral dari desain yang memancarkan otoritas.
"...dan bagian belakangnya bundar di bagian atasnya..." Bentuk bundar di bagian atas takhta memberikan nuansa kelembutan yang kontras dengan kekokohan struktur keseluruhan. Mungkin ini adalah sandaran kepala yang dirancang khusus untuk kenyamanan raja, atau elemen desain yang menambah keindahan estetika. Keseluruhan bentuk takhta ini pasti dirancang untuk mengesankan setiap pengunjung yang datang menghadap raja.
"...dan ada sandaran tangan pada kedua sisinya di tempat duduknya, dan dua singa berdiri di samping sandaran tangan." Inilah detail yang paling dramatis. Sandaran tangan memberikan kenyamanan dan posisi yang tegas bagi raja. Namun, kehadiran dua singa yang berdiri di sampingnya adalah simbol kekuatan dan keberanian yang tak terbantahkan. Singa dalam budaya kuno sering kali melambangkan raja atau kekuatan ilahi. Dua singa ini seolah menjaga takhta, menegaskan dominasi dan perlindungan atas kerajaan. Setiap elemen pada takhta ini dirancang dengan tujuan, baik untuk kenyamanan, keindahan, maupun simbolisme yang mendalam.
Kisah mengenai takhta Salomo ini sering kali dihubungkan dengan perbandingan yang luar biasa. Sumber kekayaan Salomo sangat besar, mengalir dari perdagangan internasional, upeti dari bangsa-bangsa lain, dan hubungan diplomatiknya yang luas. Ratu Syeba sendiri datang dengan rombongan besar yang membawa emas, rempah-rempah, dan permata berharga, semua ini pasti berkontribusi pada kemewahan istana dan takhta raja.
Detail takhta ini menjadi salah satu indikator utama dari puncak kemakmuran dan kejayaan Israel di bawah pemerintahan Salomo. Kemewahan ini bukan hanya untuk pamer, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan dan keadilan yang ia miliki dalam memerintah. Takhta yang megah seperti ini menjadi saksi bisu dari masa keemasan yang luar biasa, sebuah gambaran kekayaan duniawi yang menjadi latar belakang bagi kebijaksanaan ilahi yang dianugerahkan kepadanya. Penggambaran ini mengundang kita untuk merenungkan kekuasaan, kekayaan, dan seni yang luar biasa pada zaman itu.