1 Raja-Raja 10:27

"Dan raja membuat perak umum di Yerusalem menjadi seperti batu, dan pohon aras dibuat seperti pohon ara yang tumbuh di dataran rendah."

Kemegahan & Kebijaksanaan

Ayat dari Kitab 1 Raja-Raja pasal 10 ayat 27 ini melukiskan gambaran yang sangat kuat mengenai kemakmuran dan kekayaan yang luar biasa pada masa pemerintahan Raja Salomo. Kata-kata "perak umum di Yerusalem menjadi seperti batu" bukan sekadar perumpamaan biasa; ini menunjukkan bahwa perak begitu melimpah ruah sehingga tidak lagi dihargai selayaknya logam mulia, melainkan diperlakukan seperti material bangunan yang umum ditemukan di mana-mana. Bayangkan betapa menakjubkannya kota di mana logam mulia ini begitu mudah didapatkan hingga bisa menjadi alas jalan atau tumpukan batu.

Lebih lanjut, deskripsi tentang "pohon aras dibuat seperti pohon ara yang tumbuh di dataran rendah" juga menegaskan hal yang sama. Kayu aras dikenal sebagai kayu yang sangat berharga, kuat, awet, dan memiliki aroma yang harum. Kayu ini sering digunakan untuk membangun kuil, istana, dan furnitur mewah. Fakta bahwa kayu aras pun diperlakukan seperti pohon ara, yang merupakan pohon umum dan mudah tumbuh di berbagai tempat, mengindikasikan bahwa bukan hanya logam mulia yang berlimpah, tetapi juga material bangunan kelas satu seperti kayu aras menjadi begitu mudah diakses dan digunakan dalam skala besar, bahkan untuk hal-hal yang mungkin sebelumnya dianggap biasa atau kurang penting.

Kemegahan ini tidak datang dengan sendirinya. Hal ini merupakan buah dari kebijaksanaan yang dianugerahkan Tuhan kepada Salomo, ditambah dengan keberhasilan dalam perdagangan internasional, hubungan diplomatik yang baik, serta kekayaan alam yang melimpah di kerajaannya. Kunjungan Ratu Syeba sendiri adalah bukti nyata bagaimana kekayaan Israel pada masa itu telah menarik perhatian dunia. Namun, ayat ini juga mengingatkan kita akan potensi bahaya yang menyertai kemakmuran yang berlebihan. Kekayaan materi yang begitu besar dapat menjadi ujian iman bagi pemimpin dan rakyatnya.

Dalam konteks modern, ayat ini dapat menjadi renungan tentang bagaimana kita mengelola sumber daya yang diberikan. Apakah kita mensyukuri dan menggunakan berkat dengan bijaksana, atau justru terjebak dalam keserakahan dan lupa akan nilai-nilai yang lebih penting? Kisah Salomo menjadi pengingat abadi bahwa kemakmuran materi yang hakiki adalah yang disertai dengan keadilan, kebijaksanaan, dan hati yang takut akan Tuhan. Kekayaan yang digambarkan dalam 1 Raja-Raja 10:27 adalah simbol dari berkat Tuhan yang melimpah, namun juga sebuah cermin yang memantulkan bagaimana kekayaan tersebut dijalankan dan dikelola.