1 Raja-Raja 11:1

"Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing, selain putri Firaun, yakni perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het."

Salomo Moab Amon Edom Sidon Het

Ayat pembuka dari pasal 11 Kitab 1 Raja-Raja ini langsung menyajikan sebuah gambaran yang kontras dengan kejayaan Salomo. Meskipun dikenal sebagai raja yang bijaksana dan diberkati Tuhan dengan kekayaan serta kemuliaan yang luar biasa, ayat ini menyoroti sebuah aspek personal dalam kehidupannya yang kelak berujung pada konsekuensi serius. Frasa "mencintai banyak perempuan asing" mengindikasikan sebuah ketertarikan yang melampaui batas persahabatan atau diplomasi kenegaraan. Para perempuan yang disebutkan berasal dari bangsa-bangsa yang berbeda, beberapa di antaranya adalah tetangga Israel dan yang lain memiliki sejarah hubungan yang kompleks. Cinta yang dimaksud di sini tidak hanya sebatas perasaan romantis, namun juga mencakup hubungan pernikahan atau setidaknya persetubuhan. Dalam konteks budaya dan agama pada masa itu, perkawinan dengan orang asing, terlebih yang menyembah dewa-dewa lain, dianggap sebagai ancaman besar terhadap kemurnian iman dan kesetiaan kepada Tuhan Israel. Raja Salomo, dengan segala kebijaksanaannya yang diberikan Tuhan, seharusnya menjadi teladan utama dalam menjaga kesetiaan kepada perjanjian dengan Allah. Namun, ayat ini memperlihatkan sebuah titik lemah. Keberadaan "putri Firaun" sebagai permulaan dari daftar ini menunjukkan bahwa pernikahan dengan bangsa lain sudah dimulai di awal pemerintahannya, mungkin sebagai bagian dari perjanjian politik. Namun, penambahan banyak perempuan dari Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het menunjukkan bahwa hal ini telah berkembang menjadi sebuah tren yang mengkhawatirkan. Masing-masing bangsa ini memiliki dewa-dewa mereka sendiri, seperti Baal, Asytoret, Kamos, dan Milkom. Dengan menikahi para perempuan ini, Salomo secara implisit memberikan ruang bagi penyembahan berhala di lingkungan istananya, dan bahkan mungkin secara pribadi terlibat di dalamnya. Dampak dari kecenderungan ini tidak hanya memengaruhi kehidupan pribadi Salomo, tetapi juga jalannya sejarah bangsa Israel. Kecintaan Salomo terhadap perempuan-perempuan asing ini, yang seringkali disertai dengan pembangunan tempat ibadah bagi dewa-dewa mereka, menjadi awal dari kemurtadan yang meluas di kalangan umat Israel. Ini adalah pengingat bahwa bahkan orang yang paling bijaksana sekalipun rentan terhadap godaan dan pengaruh negatif, terutama ketika menyangkut hal-hal yang bersifat pribadi dan tampaknya tidak langsung mengancam. Kesetiaan kepada Tuhan seringkali diuji melalui pilihan-pilihan yang kita buat dalam hubungan terdekat kita. Ayat ini menjadi peringatan keras tentang bahaya kompromi iman dan pentingnya menjaga batas-batas kesetiaan kepada Tuhan.