1 Raja-raja 13:9

Kisah Nabi yang Taat dan Peringatan

"Sebab demikianlah diperintahkan kepadaku dengan berfirman: Janganlah engkau makan roti atau minum air di sana, dan janganlah pulang melalui jalan yang engkau lalui."

Kisah yang tercatat dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 13 membawa kita pada sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Israel, sebuah cerita tentang ketaatan, ujian, dan konsekuensi. Ayat kesembilan dari pasal ini secara khusus menyoroti sebuah perintah yang sangat jelas, yang diberikan kepada seorang nabi dari Yehuda oleh TUHAN sendiri. Perintah ini bukanlah sekadar saran, melainkan sebuah instruksi mutlak yang harus dijalankan.

Dalam konteks ini, seorang nabi dari Yehuda diutus oleh Tuhan untuk bernubuat melawan mezbah di Betel, yang didirikan oleh Yerobeam, raja Israel, sebagai bentuk penyembahan berhala. Betel, yang seharusnya menjadi tempat ibadah yang kudus, telah dinodai dengan praktik-praktik yang menjijikkan di hadapan Tuhan. Nabi tersebut melakukan tugasnya dengan berani, menyampaikan pesan Tuhan yang tegas kepada Yerobeam.

Ketaatan mutlak terhadap firman Tuhan sangatlah krusial. Nabi ini tampaknya memahami keseriusan mandatnya. Pesan yang dibawanya bukan hanya teguran, tetapi juga sebuah pertanda dari Tuhan yang akan terjadi atas mezbah itu. Mengambil bagian dalam perjamuan atau bahkan sekadar minum air di tempat yang telah dinajiskan oleh penyembahan berhala bisa diartikan sebagai bentuk kompromi atau pengakuan atas praktik yang salah.

Ketaatan bukan hanya tentang melakukan apa yang diperintahkan, tetapi juga tentang menolak segala sesuatu yang dapat menjerumuskan kita pada dosa atau menodai kesaksian kita. Perintah untuk tidak kembali melalui jalan yang sama juga menunjukkan bahwa ada aspek penting dari pemisahan diri dari kejahatan. Tuhan menginginkan umat-Nya untuk tidak hanya meninggalkan kebiasaan buruk, tetapi juga menghindari godaan yang mungkin muncul jika kembali ke lingkungan yang sama.

Kisah ini, yang berlanjut dengan godaan terhadap nabi tersebut oleh seorang nabi tua yang berbohong, menjadi pelajaran berharga tentang bahaya ketidaktaatan, bahkan setelah menerima perintah yang jelas dari Tuhan. Mengapa perintah ini diberikan? Mungkin untuk memastikan bahwa nabi tersebut tidak terpengaruh oleh godaan atau usaha untuk meredam pesan kenabiannya. Dengan tidak makan atau minum, ia menunjukkan integritasnya dan penolakannya terhadap budaya penyembahan berhala di sekitarnya.

Kita dapat menarik pelajaran dari 1 Raja-raja 13:9. Dalam kehidupan rohani kita, seringkali kita dihadapkan pada pilihan untuk tetap teguh pada kebenaran firman Tuhan, meskipun ada godaan untuk berkompromi atau mengambil jalan pintas yang tampak lebih mudah. Perintah Tuhan seringkali memerlukan ketaatan total, tanpa tawar-menawar. Sama seperti nabi yang diperintahkan untuk tidak makan atau minum di Betel, kita pun dipanggil untuk menjaga kekudusan dan tidak terlibat dalam hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Pemisahan diri dari lingkungan yang penuh dosa dan kembali melalui jalan yang sama bisa berarti membuka diri terhadap godaan yang sama lagi. Oleh karena itu, pemahaman mendalam akan firman Tuhan dan keinginan yang tulus untuk mematuhinya adalah kunci untuk hidup berkenan di hadapan-Nya.