"Siapa pun dari kaum Yerobeam yang mati di kota akan dimakan anjing, dan siapa pun yang mati di padang akan dimakan burung di udara, karena TUHANlah yang telah berfirman."
Ayat ini, 1 Raja-Raja 14:11, merupakan bagian dari nubuat yang disampaikan oleh nabi Ahia kepada istri Yerobeam. Yerobeam adalah raja pertama Kerajaan Israel Utara setelah perpecahan kerajaan Israel akibat dosa raja Salomo. Yerobeam, dalam usahanya untuk mencegah rakyatnya kembali ke Yerusalem untuk beribadah, mendirikan dua patung anak lembu, satu di Betel dan satu lagi di Dan. Tindakan ini merupakan dosa besar di mata Tuhan, yang mengarah pada penghukuman ilahi yang berat bagi keluarganya dan kerajaannya.
Nubuat Ahia dalam 1 Raja-Raja 14 mengungkapkan murka Tuhan terhadap penyembahan berhala dan pemberontakan Yerobeam. Kata-kata dalam 1 Raja-Raja 14:11 sangat lugas dan mengerikan. Ini bukanlah ancaman biasa, melainkan sebuah pernyataan ilahi tentang apa yang akan terjadi sebagai konsekuensi dari dosa Yerobeam. Frasa "dimakan anjing" dan "dimakan burung di udara" menggambarkan kehinaan dan ketidaklayakan bagi yang mati, di mana tubuh mereka tidak akan mendapatkan penguburan yang layak, melainkan menjadi mangsa hewan dan burung pemakan bangkai.
Konteks ayat ini adalah ketika istri Yerobeam datang menyamar untuk menanyakan nasib anaknya yang sakit. Ahia, meskipun sudah tua dan buta, diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan langsung. Pesan tersebut sangat spesifik mengenai malapetaka yang akan menimpa keluarga Yerobeam. Tuhan ingin Yerobeam dan seluruh Israel tahu bahwa tindakan penyembahan berhala mereka tidak akan dibiarkan begitu saja. Kejatuhan Israel Utara pada akhirnya adalah akibat langsung dari dosa para rajanya, dimulai dari Yerobeam.
Meskipun terlihat keras, nubuat dalam 1 Raja-Raja 14:11 juga memiliki dimensi terapeutik bagi umat Tuhan pada masa itu. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan itu kudus dan adil. Dosa tidak bisa dibiarkan tanpa konsekuensi. Bagi Israel, ini adalah peringatan keras untuk kembali kepada jalan yang benar dan meninggalkan penyembahan berhala. Tuhan memberikan kesempatan untuk bertobat, namun ketika peringatan diabaikan, penghukuman pasti datang.
Selain itu, ayat ini juga menunjukkan bahwa bahkan dalam penghukuman yang paling keras sekalipun, ada belas kasihan Tuhan yang juga ditunjukkan dalam narasi selanjutnya. Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi umat-Nya, namun keadilan-Nya menuntut pertanggungjawaban atas dosa. Kejatuhan kerajaan Israel Utara adalah sebuah tragedi yang bisa dihindari jika mereka mendengarkan suara Tuhan.
Bagi kita hari ini, 1 Raja-Raja 14:11 tetap menjadi pengingat penting tentang keseriusan dosa di hadapan Tuhan. Ini mengajarkan kita untuk tidak main-main dengan hal-hal yang dianggap Tuhan sebagai kejahatan, seperti penyembahan berhala dalam bentuk modern, keserakahan, kebohongan, dan semua hal yang menjauhkan kita dari prinsip-prinsip-Nya. Tuhan menginginkan kesetiaan penuh dari umat-Nya, dan Dia akan menghukum segala bentuk pemberontakan dan ketidaktaatan. Namun, bersamaan dengan keadilan-Nya, terbentang selalu anugerah dan kesempatan untuk berbalik kepada-Nya.