1 Raja-Raja 14:23

"Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan, tugu-tugu berhala, dan tiang-tiang berhala di setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon hijau."

Tindakan Ketaatan dan Peringatan

Ayat 1 Raja-Raja 14:23 melukiskan gambaran yang jelas tentang kemerosotan spiritual bangsa Israel di bawah pemerintahan Raja Yerobeam di Kerajaan Utara. Perintah yang diberikan oleh TUHAN, Sang Pencipta langit dan bumi, adalah agar umat-Nya beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyembah berhala atau mendirikan tempat-tempat pemujaan yang dilarang. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak dari antara mereka yang berpaling dari jalan yang benar. Ayat ini secara spesifik menggambarkan bagaimana praktik-praktik penyembahan berhala merajalela di seluruh negeri.

Bukit Pengorbanan dan Tugu Berhala

Istilah "bukit pengorbanan" merujuk pada tempat-tempat tinggi di luar Yerusalem yang digunakan untuk praktik keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran Taurat. Di tempat-tempat inilah bangsa Israel mempersembahkan korban kepada dewa-dewa asing. Selain itu, mereka juga mendirikan "tugu-tugu berhala" (atau "tiang-tiang berhala") yang merupakan simbol-simbol fisik dari dewa-dewa yang mereka sembah. Tugu-tugu ini sering kali diasosiasikan dengan dewi kesuburan seperti Asyera. Keberadaan tempat-tempat ini "di setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon hijau" menunjukkan betapa luasnya praktik ini merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pohon hijau sering kali dianggap sebagai tempat yang keramat atau tempat tinggal roh alam, yang juga dijadikan objek pemujaan.

Konsekuensi dari Ketaatan yang Goyah

Tindakan mendirikan bukit pengorbanan dan tugu berhala ini merupakan pelanggaran serius terhadap perjanjian umat Israel dengan Allah. Allah telah berulang kali memperingatkan bangsa-Nya melalui para nabi tentang bahaya menyembah berhala. Pemujaan berhala tidak hanya dianggap sebagai pengkhianatan spiritual tetapi juga sebagai penolakan terhadap otoritas dan kekudusan Allah. Konsekuensi dari perbuatan ini sangat berat. Dalam narasi kitab Raja-raja, kemerosotan moral dan spiritual sering kali menjadi akar dari kehancuran dan pembuangan bangsa Israel. Ayat ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat bahwa ketaatan kepada Allah adalah fondasi utama dari kehidupan bangsa yang diberkati.

Refleksi bagi Umat Modern

Meskipun konteks ayat ini adalah penyembahan berhala fisik di zaman kuno, pesan spiritualnya tetap relevan bagi umat modern. Kita mungkin tidak lagi mendirikan tugu berhala secara harfiah, namun modernitas sering kali menawarkan "berhala-berhala" baru yang dapat mengalihkan fokus dan kesetiaan kita dari Allah. Kekayaan, kekuasaan, status sosial, kesenangan duniawi, atau bahkan teknologi yang canggih dapat menjadi objek pemujaan yang mengikis hubungan kita dengan Sang Pencipta. Ayat 1 Raja-raja 14:23 mengajak kita untuk memeriksa hati kita, mengidentifikasi apa saja yang mungkin telah menjadi "bukit pengorbanan" atau "tugu berhala" dalam hidup kita, dan untuk kembali memprioritaskan hubungan kita dengan Allah di atas segala sesuatu. Menjaga kemurnian iman dan menghindari segala bentuk penyembahan yang menggeser tempat Allah adalah kunci untuk hidup yang berkenan di hadapan-Nya.