Kisah yang tercatat dalam 1 Raja-raja pasal 14, ayat 5, membawa kita pada momen krusial dalam sejarah Kerajaan Israel, khususnya berkaitan dengan keluarga Yerobeam. Ayat ini bukan sekadar narasi tentang peristiwa tragis, tetapi juga sebuah pelajaran mendalam tentang pentingnya ketaatan kepada firman Tuhan dan konsekuensi yang tak terhindarkan dari pemberontakan dan penyembahan berhala. Malaikat Tuhan datang kepada nabi Ahia dengan pesan yang spesifik dan genting untuk disampaikan kepada istri Raja Yerobeam. Raja Yerobeam sendiri sedang mengalami kecemasan mendalam karena putranya, Abiam, sedang sakit keras. Dalam keputusasaan, ia meminta istrinya untuk menyamar dan pergi menemui nabi Ahia, dengan harapan mendapatkan berita atau kesembuhan bagi putranya.
Pesan Peringatan dan Kejatuhan
Pesan yang dibawa oleh Ahia kepada istri Yerobeam sangat lugas: "Oleh karena kejahatan anakmu itu, ia harus terbaring di tanah di tempatnya." Kata-kata ini menegaskan bahwa sakit yang dialami Abiam bukanlah sekadar penyakit biasa, melainkan sebuah hukuman ilahi yang sedang dilaksanakan karena dosa-dosa yang dilakukan oleh ayahnya, Raja Yerobeam. Yerobeam, sebagai raja pertama dari sepuluh suku Israel yang memisahkan diri dari Kerajaan Yehuda, telah membuat keputusan yang sangat menjauhkan rakyatnya dari Tuhan. Ia mendirikan dua patung anak lembu emas, satu di Betel dan satu lagi di Dan, serta menetapkan hari raya yang tidak sesuai dengan ketetapan Tuhan. Tindakan ini adalah bentuk terang-terangan dari penolakan terhadap kekuasaan dan kedaulatan Allah yang diperintah melalui Daud.
Implikasi Ketaatan dan Ketidaktaatan
Ayat ini menyoroti prinsip keadilan ilahi. Tuhan melihat dan menghakimi setiap tindakan, baik pemimpin maupun rakyat. Pemberontakan terhadap otoritas Tuhan dan penyembahan berhala bukanlah perkara kecil. Konsekuensinya bisa merembet dan menimpa generasi berikutnya, terutama jika para pemimpin tidak mencontohkan ketaatan. Pesan kepada istri Yerobeam juga menggarisbawahi bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu, bahkan upaya penyamaran dan kebohongan. Tidak ada yang tersembunyi dari pandangan-Nya.
Kisah ini menjadi pengingat bagi setiap individu dan komunitas bahwa fondasi yang kokoh dalam iman dan ketaatan kepada Tuhan adalah esensial. Kesejahteraan spiritual dan bahkan fisik suatu bangsa atau keluarga sangat bergantung pada sejauh mana mereka memegang teguh prinsip-prinsip ilahi. Tuhan tidak pernah lalai, dan janji-Nya, baik berkat maupun hukuman, akan selalu ditepati sesuai dengan ketetapan-Nya. Melalui firman-Nya, kita diingatkan untuk selalu memeriksa hati dan langkah kita, agar kita tidak tersesat ke jalan yang menjauhkan kita dari sumber kehidupan sejati. 1 Raja-raja 14:5 menjadi saksi bisu tentang kebenaran firman Tuhan yang kekal, yang terus memberikan pengajaran dan bimbingan bagi kita hingga kini.