1 Raja-raja 15:17

"Baesa, raja Israel, mendatangi Yehuda, dan ia mendirikan tembok di Rama, untuk mencegah siapa pun pergi keluar masuk kepada raja Yehuda."

Kisah dari Kitab 1 Raja-raja pasal 15, ayat 17, membawa kita pada sebuah momen krusial dalam sejarah perseteruan antara Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Yehuda. Ayat ini menyebutkan tindakan Baesa, raja Israel, yang mengambil langkah agresif dengan mendirikan tembok di Rama. Lokasi ini strategis, berada di perbatasan antara kedua kerajaan, dan tindakannya ini memiliki implikasi yang signifikan bagi stabilitas politik dan hubungan antar kerajaan.

Baesa naik takhta Israel di masa ketika kerajaan tersebut sedang dilanda ketidakstabilan. Ia menjadi raja setelah membunuh Nadab, putra Yerobeam, dan seluruh keluarganya. Hal ini menunjukkan bagaimana perebutan kekuasaan seringkali diwarnai dengan kekerasan dan pertumpahan darah di masa-masa itu. Fokus Baesa dalam ayat ini adalah pada hubungannya dengan Kerajaan Yehuda yang diperintah oleh raja Asa. Asa dikenal sebagai raja yang berusaha keras untuk membersihkan Yehuda dari penyembahan berhala dan mengembalikan umat kepada Tuhan.

Tindakan Baesa mendirikan tembok di Rama bukanlah tindakan sembarangan. Rama, yang secara geografis dekat dengan Yerusalem, menjadi titik penting untuk mengontrol pergerakan. Dengan mendirikan tembok, Baesa bertujuan untuk membatasi atau bahkan menghentikan aliran orang dari atau ke wilayah Yehuda. Ada beberapa kemungkinan motif di balik tindakan ini. Pertama, Baesa mungkin ingin mengintimidasi raja Asa dan Kerajaan Yehuda, menunjukkan kekuatannya dan niatnya untuk memperluas pengaruh Israel. Kedua, ia bisa saja bertujuan untuk memutus jalur perdagangan atau komunikasi yang vital bagi Yehuda.

Yang paling mungkin adalah, Baesa melihat penguatan spiritual dan politik yang dilakukan oleh raja Asa di Yehuda sebagai ancaman. Asa telah membuat kemajuan dalam mengembalikan ibadah yang benar dan memperkuat posisinya. Baesa mungkin khawatir jika ada orang-orang dari wilayah Israel yang terinspirasi oleh reformasi Asa dan memutuskan untuk pindah ke Yehuda, yang akan mengurangi sumber daya dan kekuatan bagi kerajaan utara. Dengan membatasi akses, Baesa berusaha menjaga stabilitas internalnya sendiri dan mencegah pergeseran loyalitas.

Menariknya, tindakan Baesa ini segera mendapatkan respons dari raja Asa. Dalam ayat-ayat selanjutnya, kita melihat bagaimana Asa menggunakan sumber daya dari Bait Allah dan istananya, serta menukar sebagian dari harta karunnya dengan raja Aram, Ben-Hadad, untuk memecah belah persekutuan Baesa dengan raja-raja lain dan bahkan mendesaknya untuk mundur dari Rama. Ini menunjukkan bahwa meskipun Baesa berusaha mengisolasi Yehuda, strateginya justru memicu reaksi yang lebih besar dan membawanya pada kekalahan.

Kisah 1 Raja-raja 15:17 ini menjadi pengingat akan kompleksitas politik dan agama pada masa itu. Tindakan seorang raja dapat memiliki dampak jangka panjang, baik dalam bentuk agresi militer maupun dalam usahanya untuk mengontrol pergerakan dan pengaruh. Ini juga menyoroti perjuangan yang berkelanjutan antara berbagai kekuatan di wilayah tersebut, serta peran penting kepemimpinan spiritual dan politik dalam membentuk nasib sebuah bangsa.