Maka firman TUHAN datang kepada Yehu, anak Hanani, melawan Baesa, katanya:
Ayat pembuka dari pasal 16 kitab 1 Raja-Raja ini membawa kita pada sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Israel. Firman TUHAN, yang merupakan kebenaran ilahi dan bimbingan ilahi, disampaikan kepada seorang nabi bernama Yehu, anak Hanani. Pesan ini ditujukan secara spesifik kepada Baesa, seorang raja dari Kerajaan Israel Utara yang memerintah pada masa itu. Ini bukanlah sekadar laporan sejarah, melainkan sebuah wahyu yang memiliki implikasi besar bagi takdir Israel.
Konteks historis di balik ayat ini adalah periode perpecahan kerajaan Israel setelah kematian Salomo. Kerajaan terpecah menjadi dua: Kerajaan Yehuda di selatan yang dipimpin oleh keturunan Daud, dan Kerajaan Israel di utara yang seringkali diperintah oleh raja-raja yang tidak saleh. Baesa adalah salah satu raja yang memerintah Kerajaan Utara, dan seperti banyak pendahulunya, ia cenderung mengikuti jalan-jalan yang tidak berkenan di hadapan TUHAN. Sejarah mencatat bahwa Baesa melakukan banyak kejahatan, termasuk melanjutkan kejahatan Yerobeam, raja pertama Kerajaan Utara, yang telah menyesatkan bangsanya untuk menyembah berhala.
Pesan yang disampaikan Yehu melalui firman TUHAN kepada Baesa kemungkinan besar berisi peringatan keras dan penghakiman atas dosa-dosanya. TUHAN seringkali memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk bertobat, namun ketika dosa terus berlanjut, penghakiman menjadi tak terhindarkan. Ayat ini menegaskan bahwa TUHAN sangat peduli terhadap apa yang dilakukan para pemimpin-Nya dan terhadap kesetiaan bangsa-Nya kepada-Nya. Ia tidak tinggal diam melihat penyembahan berhala dan ketidakadilan merajalela.
Pentingnya 1 Raja-Raja 16:1 terletak pada penegasan kedaulatan TUHAN atas segala bangsa dan kerajaan. Tidak ada penguasa yang bisa lepas dari pandangan-Nya. Firman TUHAN yang datang kepada Yehu adalah bukti nyata bahwa TUHAN aktif dalam sejarah, campur tangan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan-Nya. Pesan ini juga berfungsi sebagai pengingat bagi kita semua, terutama para pemimpin, untuk selalu hidup dalam kesalehan dan kesetiaan kepada TUHAN. Dosa, sekecil apapun, pada akhirnya akan menghadapi konsekuensi ilahi.
Kisah Baesa dan firman TUHAN yang disampaikan kepadanya mengajarkan kita tentang pentingnya mendengarkan suara Tuhan dan menaati perintah-Nya. Seperti Yehu yang diperintahkan untuk menyampaikan firman tersebut, kita pun dipanggil untuk menjadi alat kebenaran Tuhan di dunia ini. Mari kita renungkan firman ini dan memastikan bahwa hidup kita selalu sesuai dengan kehendak-Nya, agar kita senantiasa berada dalam perlindungan dan kasih-Nya. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kisah Baesa, Anda bisa membaca 1 Raja-Raja 15:16-16:7.