1 Raja-Raja 16:10 - Kengerian Baals di Israel

"Sesudah itu merekapun membunuh Baesa, dan mengebumikannya, dan sesudah itu pula zamrohi menggantikannya menjadi raja. Maka sesudah ia memerintah tujuh tahun, membunuhnyalah tires. Dan sesudah ia memerintah tujuh tahun, membunuhnyalah tires." (Terjemahan Baru)

BAAL

Kejatuhan Raja Baesa dan Munculnya Zimri

Ayat 1 Raja-Raja 16:10 membawa kita pada salah satu momen paling kelam dalam sejarah Israel kuno. Kita menyaksikan pergantian kekuasaan yang brutal, di mana Raja Baesa, yang telah memerintah selama 23 tahun, dibunuh oleh Zimri, salah satu panglima perangnya. Ini bukan hanya sekadar perpindahan tahta, melainkan sebuah puncak dari kerusakan moral dan spiritual yang telah merayap di kerajaan Israel Utara.

Baesa, seperti raja-raja sebelumnya di Israel Utara, dikenal karena kesalahannya di hadapan Tuhan. Ia melanjutkan jejak penyembahan berhala yang telah ditanam oleh Yerobeam. Keterlibatan dalam praktik-praktik yang menjijikkan dan meninggalkan Tuhan ini menjadi lahan subur bagi kemerosotan moral dan kekacauan politik. Pembunuhan Baesa oleh Zimri mencerminkan ketidakstabilan yang mendalam; kekuasaan tidak lagi didasarkan pada legitimasi ilahi atau dukungan rakyat, melainkan pada kekuatan senjata dan intrik pengkhianatan.

Zimri: Raja yang Berkuasa Singkat Namun Merusak

Zimri, meskipun berhasil merebut tahta, tidak bertahan lama. Ia hanya memerintah selama tujuh hari di Tirza, ibu kota kerajaan saat itu. Ironisnya, masa singkat kekuasaannya diwarnai dengan tindakan kekejaman yang tak kalah mengerikan. Alkitab mencatat bahwa Zimri "membunuh seluruh kaum Baesa, tidak seorang pun yang dibiarkannya hidup, baik laki-laki maupun sanak saudara maupun sahabat-sahabatnya." Tindakan genosida ini menunjukkan betapa dalamnya jurang permusuhan dan perebutan kekuasaan di antara para pemimpin Israel.

Penggambaran singkat tentang Zimri ini menggambarkan sebuah pemerintahan yang didasarkan pada balas dendam dan kekerasan. Ia mewujudkan sifat destruktif yang menjadi ciri khas periode ini dalam sejarah Israel. Kejatuhannya pun tak kalah cepatnya. Ketika rakyat mendengar bahwa Zimri telah mengangkat dirinya menjadi raja dan membunuh keluarga Baesa, mereka memproklamasikan Omri, panglima tentara, sebagai raja. Zimri, yang terpojok, akhirnya memilih untuk membakar diri di istananya di Tirza daripada menyerah.

Konteks Spiritual dan Politik

Peristiwa ini terjadi dalam konteks yang lebih luas dari pemberontakan dan perebutan kekuasaan yang berulang kali terjadi di Israel Utara setelah perpecahan kerajaan Israel dan Yehuda. Para raja silih berganti, seringkali dengan cara yang brutal, dan banyak dari mereka mendorong umat Israel untuk menyembah dewa-dewa asing, terutama Baal. Ketaatan pada hukum Tuhan semakin terkikis, digantikan oleh penyembahan berhala yang membawa dampak kehancuran.

1 Raja-Raja 16:10 bukan sekadar catatan sejarah tentang raja-raja yang saling membunuh. Ini adalah sebuah peringatan keras tentang konsekuensi dari mengabaikan Tuhan dan berpaling pada penyembahan berhala. Ketika sebuah bangsa meninggalkan fondasi moral dan spiritualnya, kekacauan, kekerasan, dan kehancuran akan mengikuti. Kisah Baesa dan Zimri menjadi pengingat abadi tentang bahaya penyembahan ilah-ilah palsu dan pentingnya ketaatan pada Tuhan Yang Maha Esa. Peristiwa ini menyoroti kegelapan spiritual yang menyelimuti Israel Utara pada masa itu, sebuah kegelapan yang akhirnya akan membawa mereka pada pembuangan.