1 Raja-raja 17:20 - Sebuah Doa Penuh Iman

"Dan ia berseru kepada TUHAN: "Ya TUHAN, Allahku, apakah kiranya kecelakaan menimpa seorang janda perempuan di Sarfat, tempat aku menumpang ini, dengan membunuh anaknya laki-laki?""

Doa Iman Allah

Ilustrasi doa, iman, dan kehadiran ilahi.

Kisah yang tercatat dalam 1 Raja-raja 17:20 menampilkan momen krusial dalam pelayanan Nabi Elia. Di tengah kekeringan yang melanda negeri Israel dan situasi genting yang ia hadapi di Sarfat, Elia melakukan sebuah tindakan yang mencerminkan kedalaman imannya kepada Tuhan. Ayat ini adalah bagian dari doa Elia ketika anak dari janda di Sarfat, yang telah menolongnya, jatuh sakit parah hingga meninggal. Doa Elia bukanlah sekadar ungkapan kesedihan, melainkan sebuah seruan yang tegas kepada Allah, mempertanyakan keadilan atas apa yang menimpa janda tersebut.

Konteks cerita ini sangat penting untuk dipahami. Elia telah diutus Tuhan ke Sarfat, sebuah kota di Sidon, untuk mencari perlindungan dan persediaan makanan dari seorang janda. Di sana, ia mengalami mukjizat pemeliharaan dari Tuhan melalui bejana tepung dan buyung minyak yang tidak pernah habis selama masa kekeringan. Janda itu dan anaknya hidup dari pemberian Tuhan yang luar biasa ini. Namun, ketika anak janda itu jatuh sakit dan meninggal, situasi berubah drastis. Ini adalah pukulan berat bagi janda itu, yang telah kehilangan suaminya dan kini harus menghadapi kenyataan kehilangan anaknya.

Dalam momen kepedihan ini, Elia berseru kepada Allah. Doanya menunjukkan dua hal penting: pertama, ia sangat terhubung dengan penderitaan orang lain. Ia merasakan kesedihan janda itu dan memohon pertolongan Tuhan atasnya. Kedua, imannya yang teguh kepada Allah digambarkan. Ia tidak meragukan kuasa Tuhan, melainkan memohon agar Tuhan bertindak. Seruan "Ya TUHAN, Allahku" menunjukkan hubungan pribadi dan pengakuan akan kedaulatan serta kuasa Allah. Ia juga mempertanyakan, bukan dengan nada menuduh, tetapi sebagai ungkapan keheranan dan keputusasaan yang dibarengi dengan kepercayaan bahwa Allah akan mendengar dan berbuat sesuatu.

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya iman yang aktif dalam menghadapi kesulitan. Doa Elia adalah contoh bagaimana kita dapat membawa beban orang lain dan menyampaikannya kepada Tuhan. Kepercayaan kepada Allah tidak berarti kita tidak akan mengalami cobaan, tetapi kita tahu kepada siapa kita dapat berseru saat cobaan itu datang. Melalui doa Elia, kita melihat bagaimana Allah merespons dengan memberikan kehidupan kembali kepada anak janda itu, sebuah mukjizat yang menegaskan kuasa ilahi dan kasih-Nya kepada mereka yang lemah dan membutuhkan. Ayat ini menjadi pengingat bahwa di tengah kepedihan hidup, seruan iman kita kepada Tuhan tidak akan sia-sia.