1 Raja-Raja 17:22

"Dan TUHAN mendengarkan permintaan Elia; jiwa anak itu kembali ke dalam tubuhnya, dan ia hidup kembali."

Ayat dari Kitab 1 Raja-Raja pasal 17 ayat 22 ini merupakan sebuah momen krusial yang menggambarkan kekuasaan ilahi atas kehidupan dan kematian. Peristiwa ini terjadi pada masa yang penuh kesukaran di Kerajaan Israel, di mana kekeringan melanda akibat ketidaktaatan umat kepada Tuhan. Dalam situasi inilah Nabi Elia diutus oleh Tuhan untuk memberikan pesan dan melakukan mukjizat.

Kisah lengkap di balik ayat ini menceritakan tentang Elia yang diutus Tuhan untuk tinggal di Zarefat, sebuah kota di wilayah Sidon. Di sana, ia bertemu dengan seorang janda miskin yang sedang mengumpulkan kayu bakar untuk menyiapkan makanan terakhir bagi dirinya dan anaknya sebelum mereka mati kelaparan. Tuhan menginstruksikan Elia untuk meminta makan dari janda tersebut, dan sebagai imbalannya, Tuhan berjanji bahwa tepung dan minyak di tempayan janda itu tidak akan habis sampai kekeringan berakhir. Mukjizat ini terjadi, menopang kehidupan Elia, janda itu, dan keluarganya selama masa sulit.

Namun, ujian belum berakhir. Tak lama kemudian, anak janda itu jatuh sakit parah hingga akhirnya meninggal dunia. Dalam kesedihannya yang mendalam, sang janda menyalahkan Elia atas malapetaka ini, percaya bahwa kesalahan Elia telah menarik perhatian Tuhan yang kemudian menghukum keluarganya. Dalam keputusasaan, ia membawa jenazah anaknya kepada Elia. Inilah momen ketika ayat 1 Raja-Raja 17:22 menjadi puncak dari kisah ini.

Elia, dengan hati yang berat namun penuh keyakinan pada Tuhan, mengambil anak itu dari pangkuan ibunya dan membawanya ke kamar atas tempat ia tinggal. Ia berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, memohon agar jiwa anak itu kembali kepadanya. Doa Elia bukan sekadar permohonan, melainkan ekspresi iman yang teguh pada janji dan kuasa Tuhan. Dan terjadilah mukjizat yang luar biasa: Tuhan mendengarkan doa hamba-Nya. Jiwa anak itu kembali ke dalam tubuhnya, dan ia hidup kembali. Peristiwa ini bukan hanya kebangkitan dari kematian, tetapi juga sebuah demonstrasi nyata bahwa Tuhan berkuasa penuh atas segala sesuatu, termasuk mengembalikan kehidupan.

Kebangkitan anak janda ini memiliki dampak yang sangat besar. Sang janda, yang sebelumnya diliputi duka dan rasa bersalah, kini dipenuhi sukacita dan keyakinan yang teguh kepada Tuhan. Ia mengakui bahwa Elia adalah hamba Tuhan yang sejati, dan perkataan TUHAN dalam mulut Elia adalah kebenaran. Pengalaman ini menjadi bukti tak terbantahkan bahwa Tuhan peduli pada umat-Nya, bahkan di tengah kondisi paling genting sekalipun, dan bahwa iman yang tulus akan diperkenankan.

Ayat 1 Raja-Raja 17:22 mengajarkan kita tentang kekuatan doa yang didasarkan pada iman, serta kebesaran kasih dan kuasa Tuhan yang sanggup memulihkan kehidupan. Ini adalah kisah harapan, kebangkitan, dan pengakuan akan kedaulatan Allah, yang relevan hingga kini bagi setiap orang yang menghadapi kesulitan atau kehilangan.

Simbol kehidupan baru dan harapan yang dipulihkan.