Kisah dari Kitab 1 Raja-raja pasal 20, ayat 29, mengisahkan sebuah peristiwa monumental yang terjadi dalam sejarah bangsa Israel. Ayat ini secara ringkas namun dramatis menggambarkan kemenangan luar biasa yang diraih oleh umat Allah atas musuh mereka, bangsa Aram. Kejadian ini bukan sekadar catatan perang biasa, melainkan sebuah penegasan atas kedaulatan dan kuasa Tuhan yang berinteraksi langsung dengan umat-Nya.
Bangsa Aram, di bawah pimpinan Raja Benhadad, memiliki pasukan yang sangat besar dan diperhitungkan. Mereka datang dengan keyakinan penuh untuk menaklukkan Samaria, ibu kota kerajaan utara Israel. Benhadad bahkan dengan arogan memerintahkan pengepungan Samaria, menjanjikan rampasan yang melimpah bagi pasukannya. Namun, Tuhan berkehendak lain. Melalui nabi-Nya, Tuhan memberikan pesan kepada Raja Ahab dari Israel, bahwa kemenangan akan diberikan kepada mereka, meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit.
Titik krusial dari narasi ini adalah bagaimana Tuhan secara aktif terlibat dalam peperangan tersebut. Ayat 29 mencatat klimaks dari pertempuran yang terjadi setelah Benhadad keluar dengan pasukannya, mengira mereka memiliki keunggulan mutlak. "Tujuh hari lamanya mereka berkemah berhadapan-hadapan, dan pada hari yang ketujuh dimulailah pertempuran." Periode tujuh hari ini mungkin diisi dengan berbagai provokasi dan intimidasi dari pihak Aram, namun juga menjadi waktu bagi Tuhan untuk mempersiapkan umat-Nya, serta bagi Israel untuk melihat ketergantungan mereka pada kekuatan ilahi, bukan pada kekuatan manusia semata.
Kemudian, pada hari ketujuh, terjadilah keajaiban. "Orang Israel membunuh orang Aram seratus ribu orang pélanduk dalam satu hari." Angka seratus ribu adalah jumlah yang sangat fantastis untuk dibunuh dalam satu hari oleh pasukan yang kemungkinan lebih kecil. Ini bukanlah kemenangan strategis atau taktis biasa. Ini adalah intervensi ilahi yang dahsyat. Kehancuran massal ini merupakan bukti nyata bahwa kekuatan Tuhan jauh melampaui segala kekuatan duniawi. Tuhan bertindak untuk membebaskan umat-Nya dari penindasan dan menunjukkan siapa yang sebenarnya berkuasa.
Penafsiran lebih lanjut dari ayat ini menunjukkan beberapa poin penting. Pertama, kemenangan ini terjadi karena Tuhan berfirman dan bertindak. Israel tidak menang karena kepiawaian militer mereka sendiri, tetapi karena mereka tunduk pada firman Tuhan dan mempercayai janji-Nya. Ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi kesulitan sebesar apa pun, sumber kekuatan sejati kita adalah Tuhan. Kedua, kehancuran seratus ribu orang Aram dalam satu hari memperlihatkan betapa rapuhnya kekuatan manusia ketika berhadapan dengan murka Tuhan atau ketika Tuhan memutuskan untuk bertindak.
Ayat 1 Raja-raja 20:29 bukan hanya sekadar cerita tentang kemenangan kuno. Ini adalah pengingat abadi tentang kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya dan tentang kuasa-Nya yang tak terbatas. Ini mengajarkan kita untuk selalu menempatkan iman kita kepada Tuhan, bukan pada sumber daya duniawi, karena hanya dengan pertolongan-Nya, kita dapat meraih kemenangan yang tak terduga atas segala tantangan hidup. Kemenangan ini menjadi mercusuar harapan, menunjukkan bahwa bahkan dalam situasi yang paling genting sekalipun, tangan Tuhan selalu dapat menjangkau untuk memberikan pertolongan dan keselamatan.