1 Raja-raja 20:31

Berkata pula ia: "Tuhan akan memukul kamu dengan pukulan."

Inti Keselamatan: Janji Pengampunan dari Ahab

Kisah dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 20 menceritakan tentang perang antara Israel yang dipimpin oleh Raja Ahab melawan Aram. Pertempuran ini sarat dengan campur tangan ilahi, di mana Tuhan secara nyata menunjukkan kuasa-Nya demi umat-Nya, bahkan ketika pemimpin mereka, Ahab, jauh dari kesalehan. Ayat 31 dari pasal ini, "Berkata pula ia: 'Tuhan akan memukul kamu dengan pukulan'," diucapkan oleh para hamba raja Benhadad dari Aram, setelah mereka dikalahkan oleh Israel. Ungkapan ini mencerminkan pengakuan yang mengerikan atas kekuasaan Tuhan Israel.

Setelah kekalahan telak dalam pertempuran pertama, Benhadad yang ketakutan kembali bertanya kepada para penasihatnya. Mereka, dengan keputusasaan, memberikan saran yang aneh namun tepat. Mereka berpendapat bahwa kemenangan Israel disebabkan oleh kekuatan para dewa pegunungan, bukan dewa dataran. Karena itu, mereka mengusulkan agar pasukan Aram diperkuat dan bertempur melawan Israel di dataran. Jika kali ini Israel kalah, maka barulah terbukti bahwa Tuhan Israel hanyalah dewa pegunungan. Namun, jika Israel menang lagi, maka mereka akan meminta belas kasihan dari raja Israel, Ahab.

Ketika pertempuran kedua pecah di dataran, pasukan Aram yang berjumlah sangat besar justru dikalahkan lagi oleh pasukan Israel yang jauh lebih sedikit. Kepanikan luar biasa melanda tentara Aram, dan mereka lari menyelamatkan diri. Para hamba Benhadad yang ketakutan datang menghadap Ahab, merendahkan diri dan memohon belas kasihan. Di sinilah muncul ungkapan krusial dalam ayat 31. Para hamba Benhadad mendesak Ahab dengan berkata, "Sesungguhnya kami telah mendengar, bahwa raja-raja kaum Israel adalah raja-raja yang pengasih. Baiklah kami kenakan kain kabung pada pinggang kami dan tali pada kepala kami, lalu kami maju menghadap raja. Mungkin ia akan membiarkan kamu hidup."

Ahab, raja Israel yang terkenal karena kejahatannya, ternyata menunjukkan belas kasihan yang tidak terduga kepada Benhadad. Ia tidak membunuhnya, melainkan mengadakan perjanjian dengannya. Ironisnya, Ahab yang seringkali mengabaikan hukum Tuhan dan bahkan mengikuti penyembahan berhala, justru bertindak lebih "pengasih" daripada Benhadad yang meminta perlindungan atas nama dewa-dewa mereka. Ungkapan "Tuhan akan memukul kamu dengan pukulan" oleh para hamba Benhadad, meskipun dalam konteks keputusasaan, secara tidak langsung mengakui bahwa kekalahan mereka adalah karena campur tangan Tuhan Israel.

Dalam kisah ini, kita melihat bagaimana Tuhan dapat menggunakan berbagai cara, bahkan melalui orang-orang yang tidak layak seperti Ahab, untuk menunjukkan kedaulatan-Nya. Janji pengampunan yang diberikan oleh Ahab kepada Benhadad, meskipun bersifat duniawi dan politis, juga dapat dilihat sebagai sebuah bayangan samar dari pengampunan yang lebih besar yang ditawarkan melalui Kristus. Dalam Kristus, kita, yang dulunya adalah musuh Tuhan karena dosa kita, dapat diberikan belas kasihan dan pengampunan, asalkan kita datang dengan hati yang tulus dan mengakui kedaulatan-Nya.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa meskipun manusia seringkali mengecewakan, Tuhan tetap berdaulat dan memiliki rencana-Nya. Ia dapat bekerja di balik layar, menggunakan bahkan kelemahan dan kesalahan manusia untuk mencapai tujuan-Nya yang lebih besar. Pelajaran penting lainnya adalah tentang pentingnya kerendahan hati dan pengakuan. Para hamba Benhadad menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa, sementara Benhadad sendiri akhirnya terpaksa mengakui kekalahan dan bergantung pada belas kasihan musuhnya. Ini adalah pengingat bagi kita untuk selalu mendekati Tuhan dengan hati yang rendah dan mengakui bahwa segala kemenangan dan keselamatan datang dari-Nya.

Damai
Simbol perdamaian dan pengampunan

Pada akhirnya, ayat 1 Raja-raja 20:31 bukan hanya sekadar catatan sejarah perang, tetapi juga sebuah cermin bagi realitas manusia—kemampuan untuk menunjukkan belas kasihan yang tak terduga dan pengakuan, meski terpaksa, atas kuasa yang lebih besar. Bagi kita, ini adalah undangan untuk terus mencari pengampunan dan kedamaian yang sejati dalam kasih karunia Tuhan.