"Dan nabi itu berkata kepada raja itu: "Pergilah, berbuatlah seperti yang kau katakan. Tetapi sekarang Allah akan memukul engkau."
Ayat ini berasal dari Kitab 1 Raja-Raja pasal 20, yang menceritakan kisah tentang raja Ahab dari Israel dan pertempurannya melawan Ben-Hadad, raja Aram. Peristiwa yang mengarah pada ayat ini cukup dramatis dan mengandung pelajaran penting tentang ketaatan, kesombongan, dan murka ilahi.
Dalam pasal ini, diceritakan bahwa Ben-Hadad, dengan kesombongan dan kekuatannya yang besar, mengepung Samaria dan menuntut agar semua harta benda raja Ahab dan para petingginya diberikan kepadanya. Ahab, yang awalnya merasa terintimidasi, meminta nasihat dari para tua-tua dan kemudian menolak permintaan Ben-Hadad dengan cara yang provokatif. Hal ini memicu pertempuran antara Israel dan Aram.
Secara ajaib, pasukan Israel, yang jumlahnya jauh lebih sedikit, berhasil mengalahkan pasukan Aram. Ben-Hadad berhasil melarikan diri, dan para penasihatnya menyarankan agar dia bersembunyi di antara para prajurit untuk menyelamatkan hidupnya. Namun, mereka juga mengidentifikasi Ahab sebagai raja yang baru saja mengalahkan mereka.
Dalam pertemuan selanjutnya, Ben-Hadad, melalui utusannya, mencoba untuk mengadu domba raja Ahab dengan para nabi yang mendewakannya. Para penasihat Ben-Hadad menyarankan bahwa Allah Israel hanyalah Allah pegunungan, bukan Allah lembah. Oleh karena itu, jika pertempuran berikutnya terjadi di lembah, Ben-Hadad yakin dia akan menang. Mereka menyarankan agar Ben-Hadad menunggu hingga perang berikutnya, dan jika ia kalah lagi, mereka akan menawarkan hartanya untuk menebusnya.
Raja Ahab setuju dengan usulan ini. Namun, inilah saatnya seorang nabi, yang tidak disebutkan namanya dalam teks, datang kepada Ahab. Nabi itu menyampaikan pesan dari Tuhan yang memperingatkan raja. Dia berkata, "Pergilah, berbuatlah seperti yang kau katakan. Tetapi sekarang Allah akan memukul engkau." Pesan ini tegas dan lugas. Tuhan melihat kesombongan dan ketidaktaatan Ahab yang membiarkan Ben-Hadad hidup setelah Tuhan memberikan kemenangan kepadanya. Tuhan telah memberi Ahab kesempatan untuk memusnahkan musuhnya, tetapi Ahab memilih untuk berbelas kasihan kepada Ben-Hadad, raja yang telah berulang kali menyakiti umat Tuhan.
Ayat 1 Raja-Raja 20:38 ini menjadi pengingat kuat akan pentingnya ketaatan mutlak kepada firman Tuhan. Ketika Tuhan memberikan perintah, baik untuk kemenangan maupun untuk kebinasaan musuh, manusia tidak boleh mencari jalan kompromi atau kemanusiaan yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Kesombongan dan kegagalan untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan dapat mendatangkan murka-Nya. Cerita ini menegaskan bahwa Tuhan Israel adalah Tuhan yang Mahakuasa, baik di pegunungan maupun di lembah, dan Dia tidak dapat dipermainkan. Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa iman yang sejati melibatkan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan, terlepas dari konsekuensinya yang terlihat di mata manusia.