Dan ia menyalut lembu-lembu itu dengan emas, baik yang di dalamnya maupun yang di luarnya, dan membuat bingkai emas sekelilingnya.
Ayat Keluaran 37:11 membawa kita pada gambaran yang sangat spesifik mengenai pembangunan Tabernakel, tempat ibadah bangsa Israel pada masa itu. Ayat ini menjelaskan detail pembuatan alas Tabernakel, yaitu fondasi yang kokoh yang menopang seluruh struktur suci. Frasa "dan ia menyalut lembu-lembu itu dengan emas, baik yang di dalamnya maupun yang di luarnya, dan membuat bingkai emas sekelilingnya" menunjukkan presisi dan kekayaan material yang digunakan dalam pembangunan Tabernakel. Ini bukan sekadar bangunan biasa, melainkan sebuah tempat yang dirancang untuk kemuliaan Allah, sehingga setiap detailnya pun diperhatikan dengan seksama.
Penggunaan emas dalam pembuatan Tabernakel, termasuk pada alasnya, memiliki makna simbolis yang mendalam. Emas dalam tradisi Alkitab sering kali melambangkan kemurnian, kekudusan, dan keilahian. Dengan menyalut lembu-lembu dan membuat bingkai emas, Salomo (atau Musa, tergantung konteks tafsir) menekankan bahwa tempat ini adalah milik Tuhan yang kudus. Emas yang melapisi "di dalamnya maupun di luarnya" menunjukkan bahwa kekudusan dan kemuliaan Allah harus terlihat dan dirasakan dari segala sisi. Tidak ada bagian yang tersembunyi dari hadirat-Nya.
Perenungan atas keluaran 37 11 juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesempurnaan dalam melayani Tuhan. Setiap detail, sekecil apapun, harus dilakukan dengan hati yang tulus dan usaha terbaik. Sama seperti emas yang digunakan dengan cermat untuk melapisi setiap bagian, pelayanan kita kepada Tuhan pun haruslah dipersembahkan dengan penuh dedikasi dan ketelitian. Hal ini bukan tentang kesombongan atau kebanggaan diri, melainkan tentang menghormati sumber segala sesuatu yang berharga, yaitu Allah.
Lebih jauh lagi, ayat ini menginspirasi kita untuk melihat bagaimana Allah memberikan instruksi yang sangat detail kepada umat-Nya. Dia tidak meninggalkan ruang untuk keraguan atau improvisasi yang sembarangan. Ini menunjukkan bahwa Allah peduli pada setiap aspek ibadah dan relasi-Nya dengan manusia. Oleh karena itu, ketika kita membaca tentang keluaran 37 11, kita diundang untuk merefleksikan hubungan kita dengan Tuhan. Apakah kita membangun kehidupan rohani kita dengan pondasi yang kokoh dan melapisinya dengan "emas" dari kebenaran, kasih, dan ketaatan? Apakah kita memperlakukan hal-hal yang kudus dengan hormat dan kekaguman yang pantas?
Selain itu, keindahan dan kemegahan Tabernakel, yang digambarkan melalui detail seperti penyalutan emas, menjadi gambaran awal dari kemuliaan yang lebih besar yang akan datang. Ini adalah bayangan dari rencana penebusan Allah yang puncaknya adalah kedatangan Yesus Kristus. Sama seperti Tabernakel yang menjadi tempat pertemuan antara Allah dan umat-Nya, Kristus adalah wujud nyata pertemuan Allah dengan manusia, di mana segala kemuliaan dan kekudusan-Nya tersingkap sepenuhnya. Memahami ayat ini juga berarti mengapresiasi bagaimana Allah selalu mengupayakan cara terbaik untuk hadir di tengah umat-Nya.