Dan semua orang yang lebih tua di antara rakyat dan para pemimpin berkata kepadanya: "Dengarkanlah perkataan hamba-hambamu ini!" Lalu mereka berkata: "Jika TUHAN berkenan, Ia akan menyelamatkan engkau."
Simbol Ketergantungan dan Harapan
Kitab 1 Raja-raja pasal 20 mencatat peristiwa penting dalam sejarah Israel, khususnya mengenai hubungan antara raja Ahab dari Israel dan raja Benhadad dari Aram. Dalam salah satu momen krusial dalam pertempuran yang menentukan nasib kedua kerajaan tersebut, terdapat sebuah dialog yang sarat makna, sebagaimana tertuang dalam ayat ke-8. Ayat ini menghadirkan perspektif para penasihat dan orang-orang yang lebih tua di hadapan raja, sebuah suara kebijaksanaan dan kesadaran akan kekuatan ilahi yang melampaui kekuatan manusia.
Konteks ayat ini adalah ketika raja Benhadad dari Aram, dengan kesombongan yang menggunung, mengancam raja Ahab. Benhadad menuntut agar segala emas, perak, istri-istri, dan anak-anak Ahab diserahkan kepadanya sebagai tanda penyerahan mutlak. Ancaman ini datang bersama dengan kekuatan militer Aram yang diyakini tak terkalahkan, yang sebelumnya telah mengepung Samaria. Dalam situasi genting inilah, para penasihat raja Ahab, yang terdiri dari orang-orang yang lebih tua dan para pemimpin, memberikan masukan yang bijaksana.
Perkataan mereka, "Dengarkanlah perkataan hamba-hambamu ini! Jika TUHAN berkenan, Ia akan menyelamatkan engkau," menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang keterbatasan manusia dan keutamaan kekuasaan Tuhan. Mereka tidak menawarkan strategi perang yang rumit atau solusi politik semata. Sebaliknya, mereka mengingatkan raja akan sumber pertolongan sejati, yaitu Tuhan Yang Mahakuasa. Kata "berkenan" menyiratkan sebuah kondisi bergantung pada kehendak ilahi, sebuah pengakuan bahwa kemenangan bukanlah semata-mata hasil dari kekuatan militer atau strategi manusia, melainkan sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan.
Ayat ini mengajarkan kita beberapa prinsip penting. Pertama, pentingnya mendengarkan nasihat yang bijak, terutama dari mereka yang memiliki pengalaman dan pemahaman yang lebih dalam. Para penasihat ini, dengan menempatkan Tuhan di atas segala perhitungan, menunjukkan integritas dan fokus pada kebenaran yang abadi. Kedua, ayat ini menegaskan bahwa di tengah segala kesulitan dan ancaman, harapan sejati terletak pada Tuhan. Sekalipun situasi tampak suram dan musuh terlihat perkasa, keyakinan akan campur tangan ilahi dapat memberikan kekuatan dan keberanian.
Kisah selanjutnya dalam 1 Raja-raja 20 memang memperlihatkan bagaimana Tuhan berpihak kepada Israel. Meskipun tentara Aram jauh lebih besar, Tuhan memberikan kemenangan kepada Ahab melalui intervensi ilahi. Ini adalah bukti nyata bahwa perhitungan kekuatan duniawi seringkali tidak relevan di hadapan kedaulatan Tuhan. Ayat 8 menjadi semacam ramalan atau doa yang menjadi kenyataan, sebuah pengingat bahwa kesuksesan sejati, baik dalam skala pribadi maupun nasional, sangat bergantung pada kerelaan untuk tunduk pada kehendak Tuhan dan mengakui bahwa Dialah sumber segala kekuatan dan keselamatan. Pesan ini relevan sepanjang masa, mengingatkan kita untuk selalu berserah dan mencari pertolongan pada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.