"Tetapi orang Israel tidak mau lagi berdagang di Tarsus. Maka pada masa pemerintahan Yosafat, raja Yehuda, timbullah persaingan di antara para pelaut yang memiliki kapal-kapal besar. Mereka membuat kapal-kapal di Ezion-Geber."
Ayat dari kitab 1 Raja-Raja 22:47 ini memberikan sebuah gambaran menarik mengenai aktivitas ekonomi di masa lalu, khususnya yang berkaitan dengan perdagangan maritim. Kalimat pembukaannya, "Tetapi orang Israel tidak mau lagi berdagang di Tarsus," mengindikasikan adanya pergeseran atau terputusnya hubungan dagang dengan Tarsus, sebuah kota pelabuhan penting pada masa itu, yang kemungkinan besar memiliki jalur perdagangan yang strategis. Terputusnya hubungan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketegangan politik, perubahan rute perdagangan, atau kebijakan ekonomi.
Namun, ayat ini tidak berhenti pada titik keterputusan tersebut. Sebaliknya, ia melanjutkan dengan menjelaskan respons proaktif dari orang Israel di bawah kepemimpinan Raja Yosafat dari Yehuda. Frasa "tim b u l u h persaingan di antara para pelaut yang memiliki kapal-kapal besar" menunjukkan adanya inisiatif dan semangat kewirausahaan untuk mencari alternatif. Kata "persaingan" di sini bisa diartikan sebagai dorongan untuk bersaing dalam mencari keuntungan dan membuka jalur perdagangan baru, bukan dalam arti negatif. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat pada masa itu adaptif dan gigih dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Lokasi spesifik yang disebutkan, "Mereka membuat kapal-kapal di Ezion-Geber," menjadi kunci penting lainnya. Ezion-Geber adalah pelabuhan strategis Israel di Laut Merah. Pemilihan lokasi ini sangat masuk akal. Dengan terputusnya hubungan dagang dengan Tarsus (yang mungkin di Laut Tengah), mengembangkan armada kapal di Ezion-Geber membuka akses langsung ke jalur perdagangan di Laut Merah, yang menghubungkan Yaman, Afrika Timur, dan bahkan hingga ke India. Ini adalah manuver ekonomi yang cerdas untuk menjaga kelangsungan dan bahkan mengembangkan perdagangan kerajaan.
Ayat ini menyajikan sebuah narasi tentang adaptasi, inovasi, dan ketahanan ekonomi. Di tengah perubahan lanskap perdagangan, bangsa Israel tidak tinggal diam, melainkan secara aktif menciptakan solusi. Pembuatan kapal-kapal besar di Ezion-Geber menandakan investasi dalam infrastruktur maritim dan ambisi untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Ini adalah pelajaran berharga tentang bagaimana sebuah bangsa dapat bangkit dan berkembang kembali, bahkan setelah mengalami kemunduran dalam aktivitas perdagangan mereka, dengan mengandalkan sumber daya dan lokasi yang tersedia, serta semangat kewirausahaan para pelaut dan kepemimpinan yang bijak.
Sumber: Kitab Suci Alkitab (1 Raja-Raja 22:47)