1 Raja-Raja 7:15 - Peninggalan Agung Hiram dari Tirus

"Ia membuat dua tiang dari t]==bronja, tingginya delapan belas hasta, kelilingnya dua belas hasta; keduanya berlubang dalamnya;..."
Pilar 1 Pilar 2 Alas Dekoratif
Representasi artistik pilar tembaga yang dibuat oleh Hiram.

Ayat 1 Raja-Raja 7:15 mencatat sebuah detail penting mengenai pembangunan Bait Suci Salomo, yaitu pembuatan dua tiang besar dari perunggu yang diberi nama Yakhin dan Boas. Ayat ini secara spesifik menggambarkan dimensi fisik dari tiang-tiang tersebut: tingginya delapan belas hasta dan kelilingnya dua belas hasta, dengan struktur yang berlubang di dalamnya. Pembuatan tiang-tiang ini tidak hanya sekadar ornamen arsitektur, tetapi memiliki makna simbolis yang mendalam.

Desain dan eksekusi pengerjaan tiang-tiang perunggu ini dipercayakan kepada Hiram dari Tirus, seorang pengrajin ahli yang memiliki keahlian luar biasa dalam mengolah logam. Hubungan antara Raja Salomo dan Hiram, Raja Tirus, menjadi kunci keberhasilan proyek monumental ini. Hiram mengirimkan pengrajin-pengrajin terbaiknya, termasuk ayahnya yang juga bernama Hiram, yang memiliki spesialisasi dalam pekerjaan perunggu. Keahlian mereka memastikan bahwa setiap detail, dari proporsi hingga detail ukiran yang kemungkinan besar ada (meskipun tidak disebutkan secara detail dalam ayat ini, namun dijelaskan di ayat lain di pasal yang sama), dikerjakan dengan presisi tinggi.

Tinggi delapan belas hasta (sekitar 8 meter) dan keliling dua belas hasta (sekitar 5.4 meter) menunjukkan betapa masifnya tiang-tiang ini. Ukuran yang mengagumkan ini menegaskan keagungan dan kemegahan Bait Suci yang sedang dibangun. Keberadaan tiang-tiang ini di depan pintu masuk Bait Suci berfungsi sebagai penanda visual yang kuat, menyambut para peziarah dan mengingatkan mereka akan hadirat Allah yang agung di dalamnya. Lubang di dalam tiang mungkin memiliki tujuan fungsional, seperti untuk memudahkan instalasi atau mungkin sebagai bagian dari desain struktural agar tidak terlalu berat.

Dalam konteks spiritual, tiang-tiang Yakhin dan Boas melambangkan kekuatan dan keteguhan. Nama "Yakhin" diperkirakan berarti "Dia (Allah) akan mendirikan," sementara "Boas" berarti "Di dalam Dia ada kekuatan." Bersama-sama, kedua nama ini membentuk sebuah pernyataan teologis yang kuat: Bait Suci didirikan dalam nama Allah, dan di dalam Dia ada kekuatan. Ini menjadi fondasi iman bagi umat Israel, mengingatkan mereka bahwa segala sesuatu yang baik dan kokoh berasal dari Allah.

Kisah pembuatan tiang-tiang ini, seperti yang tercatat dalam 1 Raja-Raja 7:15, bukan hanya tentang pencapaian teknik dan artistik masa lalu. Ia mengajarkan kepada kita tentang pentingnya membangun hidup di atas dasar yang kokoh, yaitu iman kepada Tuhan. Seperti Bait Suci yang dimuliakan dengan tiang-tiang megah, hidup kita pun perlu diperlengkapi dengan prinsip-prinsip kebenaran dan kekuatan ilahi. Peninggalan Hiram dari Tirus ini menjadi saksi bisu akan kemuliaan dan kesetiaan Tuhan yang tak pernah berubah, menawarkan inspirasi kekal bagi setiap generasi yang mempelajari kisahnya.