1 Raja-Raja 8:22 - Janji Kesetiaan ALLAH

"Lalu Salomo berdiri di depan mezbah TUHAN di hadapan segenap jemaah Israel, dan pada waktu itu ia menghadap ke langit, lalu berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, di langit yang di atas sana maupun di bumi yang di bawah sini, tidak ada Allah seperti Engkau, sebab Engkau memelihara perjanjian kesetiaan-Mu terhadap hamba-hamba-Mu yang hidup di hadapan-Mu dengan segenap hati."

Makna Mendalam dari Kata-Kata Salomo

Ayat 1 Raja-Raja 8:22 merupakan puncak dari doa penahbisan Bait Suci yang didirikan oleh Raja Salomo. Di tengah kemegahan bangunan yang baru saja selesai, Salomo mengangkat tangannya dan hatinya kepada Tuhan, mengakui kebesaran dan keunikan-Nya. Kata-kata ini bukan sekadar pernyataan formal, melainkan ungkapan iman yang mendalam, mengakui bahwa Tuhan Israel adalah satu-satunya Allah yang sejati, yang tidak tertandingi baik di alam semesta maupun di dunia manusia.

Pengakuan "tidak ada Allah seperti Engkau" menunjukkan sebuah pemahaman teologis yang sangat maju pada masanya. Di tengah lingkungan yang penuh dengan penyembahan dewa-dewa lain, Salomo dengan tegas menyatakan keesaan Tuhan. Ini adalah fondasi penting dari iman Israel, yang menekankan bahwa Tuhan adalah pencipta, penguasa, dan pemelihara alam semesta. Tidak ada kekuatan lain yang mampu menandingi kedaulatan-Nya.

Perjanjian Kesetiaan Tuhan

Lebih dari sekadar mengakui kebesaran Tuhan, Salomo juga menyoroti aspek krusial lain dari hubungan antara Tuhan dan umat-Nya: "Engkau memelihara perjanjian kesetiaan-Mu terhadap hamba-hamba-Mu yang hidup di hadapan-Mu dengan segenap hati." Frasa "perjanjian kesetiaan" (dalam bahasa Ibrani, *hesed*) adalah konsep sentral dalam Alkitab. *Hesed* bukan hanya sekadar kesetiaan, tetapi juga kasih karunia, kemurahan hati, cinta yang teguh, dan janji yang selalu ditepati. Tuhan mengikat diri-Nya dalam sebuah perjanjian dengan umat-Nya, dan Dia senantiasa setia untuk menepati janji-janji-Nya.

Salomo menekankan bahwa Tuhan memelihara perjanjian ini bagi mereka yang "hidup di hadapan-Mu dengan segenap hati." Ini menyiratkan sebuah respons dari pihak umat. Meskipun Tuhan yang memulai dan memelihara perjanjian, penerimaan dan manfaatnya bergantung pada ketulusan hati manusia. Menghidupi "dengan segenap hati" berarti mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, tanpa keraguan atau keterpecahan hati. Ini adalah panggilan untuk sebuah hubungan yang intim dan total dengan Sang Pencipta.

Relevansi Hingga Kini

Doa Salomo dalam 1 Raja-Raja 8:22 memiliki relevansi yang kuat bagi umat percaya masa kini. Di dunia yang sering kali dibanjiri oleh berbagai macam kepercayaan dan pandangan dunia, pengakuan keesaan Tuhan tetap menjadi landasan iman. Tantangan untuk hidup dengan "segenap hati" juga terus ada. Kita diingatkan bahwa hubungan yang bermakna dengan Tuhan bukan hanya soal ritual atau seremonial, melainkan penyerahan hati yang tulus.

Janji kesetiaan Tuhan, yang diwujudkan dalam perjanjian-Nya, memberikan kepastian dan harapan. Bahkan ketika manusia sering kali tidak setia, Tuhan tetap setia pada kasih dan janji-Nya. Pengertian ini seharusnya mendorong kita untuk semakin mendekat kepada-Nya, mempercayai-Nya sepenuhnya, dan mengabdikan seluruh hidup kita kepada-Nya. Ayat ini adalah pengingat yang indah tentang karakter Tuhan yang setia dan panggilan-Nya kepada umat-Nya untuk merespons dengan seluruh hati.