"Juga terhadap orang asing, yang tidak termasuk umat-Mu Israel, ketika ia datang dari negeri yang jauh oleh karena nama-Mu,
sebab mereka mendengar tentang nama-Mu yang besar, dan tentang tangan-Mu yang kuat dan lengan-Mu yang terulur,
dan ketika ia datang untuk sujud berdoa di rumah ini,
-- kabulkanlah kiranya dari surga, tempat kediaman-Mu, dan berilah sesuai dengan segala yang diminta oleh orang asing itu dari pada-Mu,
supaya segala bangsa dunia mengenal nama-Mu dan takut kepada-Mu seperti umat-Mu Israel, dan supaya mereka tahu, bahwa rumah yang telah kudirikan ini telah Kausebut dengan nama-Mu."
Ayat 1 Raja-Raja 8:41 adalah pengingat yang indah tentang inklusivitas dan kasih universal yang tertanam dalam ajaran ilahi. Dalam konteks pembangunan Bait Suci yang megah oleh Raja Salomo, ayat ini tidak hanya berbicara tentang ibadah umat pilihan, Israel, tetapi juga secara spesifik mencakup dan memberkati orang asing yang datang ke Yerusalem. Ini menunjukkan bahwa kehadiran Tuhan tidak terbatas pada satu kelompok etnis atau bangsa saja, melainkan terbuka bagi siapa saja yang mencari-Nya dengan tulus.
Keluaran kata "orang asing" dalam permohonan doa Salomo ini sangatlah signifikan. Ini menandakan bahwa Tuhan peduli terhadap kerinduan hati setiap individu, terlepas dari latar belakang mereka. Ketika seseorang dari negeri yang jauh datang, didorong oleh reputasi kebesaran Tuhan, kekuatan-Nya, dan perbuatan-Nya yang ajaib, Tuhan menjanjikan untuk mendengarkan dan menjawab doa mereka. Ini adalah ekspresi dari sifat Allah yang adil dan penuh kasih, yang ingin dikenal dan disembah oleh semua suku bangsa.
Pesan inklusivitas ini beresonansi hingga kini. Dalam dunia yang sering terpecah belah oleh perbedaan, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menerima dan merangkul mereka yang berbeda dari kita. Kehadiran orang asing yang mencari Tuhan di Bait Suci adalah gambaran bagaimana rumah ibadah seharusnya menjadi tempat perlindungan dan pertemuan bagi semua orang. Tuhan ingin setiap orang yang mencari-Nya merasakan kehadiran-Nya dan mengalami kasih-Nya, sehingga mereka dapat belajar untuk takut akan nama-Nya.
Lebih jauh lagi, ayat ini menekankan tujuan dari ibadah dan pengenalan akan Tuhan: agar "segala bangsa dunia mengenal nama-Mu dan takut kepada-Mu." Ini adalah visi mesianik, sebuah harapan bahwa melalui umat-Nya dan tempat ibadah-Nya, kemuliaan dan kebenaran Allah akan dinyatakan kepada seluruh dunia. Dampak positif dari pengenalan ini adalah rasa takut akan Tuhan, yang dalam pengertian Alkitabiah berarti penghormatan yang mendalam, ketaatan, dan kesadaran akan kebesaran-Nya.
Doa Salomo yang tercatat dalam 1 Raja-Raja 8:41 seharusnya menginspirasi kita untuk memiliki hati yang lebih terbuka, lebih welas asih, dan lebih mengundang bagi semua orang. Ini adalah panggilan untuk menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa dihargai, didengar, dan memiliki kesempatan untuk mengalami kebaikan dan kebenaran Tuhan, yang pada akhirnya membawa mereka pada hubungan yang lebih dalam dengan Sang Pencipta. Ayat ini adalah fondasi teologis yang kuat untuk misi universal dan kerukunan antarumat beragama, mengingatkan kita bahwa kasih Tuhan menjangkau jauh melampaui batas-batas yang kita buat sendiri.