1 Raja-raja 9:6 - Janji dan Peringatan Tuhan

"Tetapi jikalau kamu serta anak-anakmu berbalik daripada-Ku, dan tidak berpegang pada perintah-perintah-Ku dan ketetapan-ketetapan-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, melainkan pergi memperhambakan diri kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, maka Aku akan menghabisi orang Israel dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, dan rumah yang telah Ku-kuduskan bagi nama-Ku akan Kutinggalkan, sehingga menjadi kiasan dan sindiran di antara segala bangsa."

Ayat ini, yang berasal dari Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 6, merupakan sebuah penegasan penting dari Tuhan kepada umat-Nya, khususnya kepada Raja Salomo. Dalam konteks ini, Tuhan baru saja memberkati Salomo dengan kemakmuran luar biasa dan mengukuhkan kerajaannya, termasuk pembangunan Bait Allah yang megah di Yerusalem. Bait Allah ini adalah pusat ibadah, simbol kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya, dan fondasi identitas mereka sebagai bangsa pilihan.

Namun, di tengah kemegahan dan berkat yang melimpah, Tuhan tidak lupa untuk menyampaikan pesan yang sangat krusial: sebuah janji dan sebuah peringatan. Ayat 6 ini lebih menyoroti sisi peringatan. Tuhan dengan tegas menyatakan konsekuensi jika umat-Nya, dan secara khusus keturunan Salomo, berpaling dari-Nya.

Frasa "berbalik daripada-Ku" menyiratkan sebuah tindakan penolakan yang disengaja. Ini bukan sekadar kelalaian atau kesalahan kecil, melainkan sebuah pengkhianatan iman. Tuhan menyebutkan bahwa mereka tidak "berpegang pada perintah-perintah-Ku dan ketetapan-ketetapan-Ku". Perintah dan ketetapan Tuhan adalah panduan hidup yang diberikan untuk kebaikan umat-Nya, untuk menjaga mereka tetap dalam jalur yang benar, dan untuk memelihara hubungan mereka dengan Sang Pencipta. Ketika umat-Nya memilih untuk mengabaikan hukum-hukum ini, mereka secara efektif memilih untuk meninggalkan Tuhan.

Lebih lanjut, Tuhan menjelaskan bentuk dari "berpaling" ini: "melainkan pergi memperhambakan diri kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya". Ini merujuk pada praktik penyembahan berhala, sebuah tindakan yang sangat dibenci Tuhan. Bangsa Israel di masa lalu, dan bahkan bangsa-bangsa di sekitar mereka, sering kali terjerumus dalam penyembahan dewa-dewa asing yang tidak memiliki kekuatan sejati. Tindakan ini tidak hanya merupakan pelanggaran terhadap perintah pertama, tetapi juga merendahkan martabat Tuhan sebagai satu-satunya Allah yang layak disembah.

Konsekuensi yang dinyatakan Tuhan sungguh mengerikan: "Aku akan menghabisi orang Israel dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, dan rumah yang telah Ku-kuduskan bagi nama-Ku akan Kutinggalkan, sehingga menjadi kiasan dan sindiran di antara segala bangsa." Ini adalah hukuman pembuangan dari tanah perjanjian, sebuah tanah yang telah dijanjikan Tuhan kepada leluhur mereka dan diberkati-Nya. Bait Allah, pusat kebanggaan dan tempat ibadah mereka, akan ditinggalkan. Tempat yang seharusnya menjadi saksi kemuliaan Tuhan, justru akan menjadi saksi kegagalan dan ketidaktaatan umat-Nya.

Menariknya, Tuhan tidak hanya menghukum, tetapi juga menetapkan bagaimana umat-Nya akan dikenang: "menjadi kiasan dan sindiran di antara segala bangsa." Ini adalah sebuah ramalan tentang masa depan yang penuh kehinaan. Bangsa lain akan melihat kehancuran Israel sebagai pelajaran, sebagai cerita peringatan tentang apa yang terjadi ketika suatu bangsa meninggalkan Allah mereka. Ini adalah gambaran yang sangat menyedihkan, kontras dengan kemuliaan dan kekuatan yang Tuhan janjikan jika mereka taat.

Ayat ini mengandung dua sisi pesan yang kuat. Di satu sisi, Tuhan menunjukkan kesetiaan-Nya dengan memberikan tanah dan membangun Bait-Nya. Di sisi lain, Dia menunjukkan keadilan-Nya dan pentingnya ketaatan. Pesan ini tetap relevan hingga kini. Bagi setiap individu dan komunitas yang mengaku sebagai pengikut Tuhan, ayat ini mengingatkan bahwa berkat dan perlindungan Tuhan tidak otomatis bertahan tanpa adanya respons ketaatan dan kesetiaan. Menjaga hubungan yang sehat dengan Tuhan berarti senantiasa berpegang pada firman-Nya, menolak segala bentuk "allah lain" (baik itu materi, kekuasaan, atau hal lain yang kita tempatkan di atas Tuhan), dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Kegagalan dalam hal ini dapat membawa konsekuensi yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan, bahkan dapat mencemarkan nama Tuhan di mata dunia.