"dan Lewi dengan pedang-pedang mereka, dan dengan piala-piala, dan dengan tembaga-tembaga, dan dengan harpa-harpa, dan dengan gambus-gambus, dan dengan serunai-serunai, untuk meniupkan dalam segala rumah ibadat. Dan Abisaloom anak Daud diliputi oleh kebajikan TUHAN."
Ayat 1 Tawarikh 11:41 menyoroti momen penting dalam sejarah Israel, khususnya ketika Daud dinobatkan sebagai raja atas seluruh umat Allah. Bagian ini bukan hanya tentang penobatan raja, tetapi lebih dalam lagi tentang peran penting kelompok-kelompok yang melayani TUHAN, termasuk para imam dan orang Lewi, dalam ibadah yang khusyuk. Ayat ini secara spesifik menyebutkan perangkat musik dan instrumen yang digunakan oleh orang Lewi, mengindikasikan kekayaan dan keragaman tradisi ibadah yang dibangun di Yerusalem di bawah kepemimpinan Daud. Ketaatan mereka dalam menjalankan tugas pelayanan mereka, dengan segala perlengkapan ibadah yang disebutkan, adalah sebuah ilustrasi tentang bagaimana kesungguhan dan dedikasi dalam melayani Tuhan akan selalu mendatangkan berkat-Nya.
Perangkat ibadah yang disebutkan seperti pedang-pedang, piala-piala, tembaga-tembaga, harpa-harpa, gambus-gambus, dan serunai-serunai, memberikan gambaran visual yang kuat tentang suasana khidmat dan penuh sukacita dalam ibadah. Ini bukan sekadar lantunan musik, tetapi sebuah ekspresi dari hati yang bersyukur dan taat kepada Tuhan. Daud, sebagai seorang raja yang mengasihi Tuhan, memprioritaskan ibadah dan penempatan tabut perjanjian di Yerusalem menjadi pusat perhatian. Para Lewi, dengan kesetiaan mereka, mengisi peran krusial dalam penyelenggaraan ibadah ini, memastikan bahwa setiap aspek pelayanan dilakukan dengan baik dan terstruktur. Ketaatan mereka adalah teladan bagi kita untuk mempersembahkan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan kita kepada Tuhan.
Kalimat penutup ayat ini, "Dan Abisaloom anak Daud diliputi oleh kebajikan TUHAN," bisa jadi merupakan kesalahan terjemahan atau penafsiran dalam beberapa versi. Teks asli dalam bahasa Ibrani tidak menyebutkan Abisaloom di sini. Kemungkinan besar, ayat ini merujuk pada "para pemberita kabar baik" atau sekadar menyatakan bahwa seluruh umat Allah diliputi oleh kebajikan Tuhan sebagai hasil dari ketaatan dan ibadah yang benar. Apapun interpretasinya, inti pesannya tetap sama: ketika umat Allah taat dan mempersembahkan ibadah yang tulus, Tuhan melimpahkan kasih karunia dan berkat-Nya. Ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, melainkan jalan menuju berkat yang melimpah.
Dalam konteks kekinian, 1 Tawarikh 11:41 mengingatkan kita akan pentingnya ibadah yang teratur, penuh semangat, dan menggunakan karunia yang Tuhan berikan. Apakah itu melalui nyanyian, musik, pelayanan, atau bentuk ketaatan lainnya, setiap usaha yang kita lakukan untuk memuliakan Tuhan harus dilakukan dengan sepenuh hati. Berkat Tuhan tidak hanya datang dalam bentuk materi, tetapi juga dalam kedamaian, sukacita, dan perlindungan ilahi yang membimbing hidup kita. Mari kita meneladani ketaatan orang Lewi dan Daud, serta merasakan bagaimana kebajikan dan kasih karunia Tuhan akan terus menyertai perjalanan iman kita.
Ilustrasi ikon not balok musik dengan beberapa nada.