Pasal 15 dari Kitab 1 Tawarikh mengisahkan momen penting dalam sejarah Israel: pemindahan Tabut Perjanjian ke Yerusalem, ibu kota yang baru didirikan oleh Raja Daud. Setelah bertahun-tahun Tabut ini berada di Kiriath-Yearim, Daud merasakan kerinduan yang mendalam untuk membawa tanda kehadiran Allah itu ke pusat kerajaannya. Peristiwa ini bukan sekadar pemindahan fisik, melainkan sebuah ritual keagamaan yang penuh dengan sukacita, pujian, dan penghormatan kepada Allah.
Daud mempersiapkan segala sesuatu dengan hati-hati. Ia memanggil para imam dan orang Lewi untuk melakukan tugas kesucian mereka. Perlu diingat, pengalaman pertama membawa Tabut berakhir dengan bencana karena cara yang tidak sesuai dengan ketetapan Allah. Kali ini, Daud mempelajari kesalahan masa lalu dan memastikan segala sesuatu dilakukan sesuai dengan firman Tuhan. Para imam dan orang Lewi dipanggil untuk menguduskan diri mereka. Musik dan nyanyian disiapkan, dengan Asaf sebagai pemimpin pujian. Instrumen musik seperti kecapi, gambus, dan simbal dipergunakan untuk mengiringi pujian kepada Allah.
Pasal 16 melengkapi kisah ini dengan berbagai aspek penting lainnya yang menyertai kehadiran Tabut di Yerusalem. Setelah Tabut ditempatkan di dalam kemah yang telah didirikan Daud, seluruh umat Israel diberkati oleh raja. Kemudian, Daud menetapkan tugas-tugas penting untuk pelayanan di hadapan Tabut Allah. Ia menunjuk Asaf dan kaumnya untuk terus-menerus memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan dengan mazmur dan musik. Tugas ini sangat krusial dalam menjaga hubungan umat dengan Allah.
Lebih lanjut, Daud juga mengangkat Obed-Edom dan saudara-saudaranya sebagai penjaga pintu gerbang, memastikan kehormatan dan keamanan tempat suci tersebut. Selain itu, Zadok sang imam dan kaumnya ditetapkan untuk melayani di mezbah korban bakaran di hadapan Kemah Suci di Gibeon. Ini menunjukkan pembagian tugas yang jelas untuk menjaga kekudusan dan kelancaran ibadah.
Bagian akhir dari pasal 16 berisi nyanyian syukur yang indah yang diucapkan oleh Daud kepada seluruh umat Israel. Nyanyian ini merupakan ungkapan terima kasih yang mendalam atas kebaikan, pemeliharaan, dan janji-janji Allah yang telah terwujud dalam membawa Tabut-Nya ke tengah-tengah umat-Nya. Daud mengingatkan umat akan perbuatan-perbuatan ajaib Allah, keadilan-Nya kepada bangsa-bangsa, dan janji keselamatan-Nya kepada Israel.
Pengalaman ini menjadi tonggak sejarah yang menandai dimulainya era baru bagi Israel, di mana Yerusalem menjadi pusat ibadah dan pemerintahan. Kehadiran Tabut Perjanjian di kota itu menjadi simbol kuat bahwa Allah menyertai umat-Nya. Peristiwa di 1 Tawarikh 15 dan 16 mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan kepada firman Tuhan, sukacita dalam ibadah, dan rasa syukur atas kehadiran serta perbuatan Allah dalam kehidupan kita. Tindakan Daud menunjukkan kepemimpinan yang saleh, yang selalu berusaha mengembalikan segala kemuliaan kepada Tuhan.