Ayat Mazmur 119:131 ini adalah sebuah pengakuan yang mendalam tentang kerinduan hati seorang hamba Tuhan. "Aku membuka mulutku dan terengah-engah" menggambarkan sebuah kondisi fisik dan emosional yang menunjukkan kehausan yang luar biasa. Ini bukan sekadar keinginan biasa, melainkan sebuah kebutuhan mendasar yang menggerakkan seluruh keberadaan. Gambaran ini begitu kuat; seolah-olah seseorang yang baru saja berlari jauh, terengah-engah, dan satu-satunya hal yang ia dambakan adalah seteguk air, demikianlah Daud, pemazmur ini, merasakan kerinduannya akan firman Tuhan.
Kerinduan ini bukan lahir dari kewajiban semata, melainkan dari pengenalan akan nilai dan kekuatan firman Tuhan. Firman Tuhan dipandang sebagai sesuatu yang vital, sumber kehidupan, petunjuk arah, dan penopang jiwa. Dalam kesibukan dunia yang seringkali menguras tenaga dan perhatian, Daud menyadari bahwa sumber kekuatan sejati dan kejelasan hidup hanya dapat ditemukan dalam perintah-perintah Tuhan. "Sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu" menegaskan bahwa firman Tuhan bukanlah beban, melainkan dambaan yang menyegarkan dan memuaskan.
Bayangkan sebuah padang pasir yang kering kerontang. Kehidupan di sana bergantung pada setetes air. Demikian pula, dalam lanskap spiritual kehidupan, firman Tuhan adalah oase yang tak ternilai. Ayat ini mengajak kita untuk merefleksikan kedalaman kerinduan kita sendiri terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya. Apakah kita "terengah-engah" mencari pengajaran-Nya? Apakah kita secara aktif mencari firman-Nya di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari?
Daud tidak malu mengungkapkan kerinduannya yang begitu besar. Ia menunjukkan kerentanan dan ketergantungannya pada sumber daya ilahi. Ini adalah sebuah undangan bagi kita untuk tidak malu mengungkapkan kebutuhan kita akan Tuhan. Ketika kita merasa lelah, bingung, atau kehilangan arah, mari kita "membuka mulut" kita untuk berdoa, untuk merenungkan firman-Nya, dan untuk mendambakan tuntunan-Nya. Firman Tuhan memiliki kekuatan untuk menyegarkan jiwa yang lesu, memberikan hikmat bagi yang kebingungan, dan membawa pengharapan bagi yang putus asa.
Lebih dari sekadar membaca, mendambakan firman Tuhan berarti menjadikannya prioritas utama dalam hidup. Ini adalah sebuah sikap hati yang terbuka, siap menerima apa pun yang Tuhan ingin ajarkan melalui sabda-Nya. Dalam firman-Nya, kita menemukan kebenaran yang memerdekakan, kasih yang tak terbatas, dan janji-janji yang menguatkan. Mari kita hadirkan kerinduan seperti Daud, sehingga hidup kita terus menerus disegarkan dan dibimbing oleh firman Tuhan.
Untuk mendalami lebih lanjut, Anda bisa membaca seluruh Mazmur 119.