Lalu Daud berkata, "Tidak seorang pun boleh mengangkat Tabut Allah kecuali orang Lewi, karena merekalah yang dipilih TUHAN untuk mengangkat Tabut Allah dan untuk melayani Dia sampai selama-lamanya."
Ayat 1 Tawarikh 15:2 menjadi penegasan penting dari Raja Daud mengenai tata cara yang benar dalam memindahkan Tabut Perjanjian. Setelah sekian lama Tabut Allah berada di tempat yang tidak layak, Daud memiliki kerinduan yang mendalam untuk membawa Tabut itu kembali ke Yerusalem, pusat ibadah dan pemerintahan Kerajaan Israel. Namun, pengalaman pahit di masa lalu—ketika Uza dihukum mati karena menyentuh Tabut secara sembarangan—memberikan pelajaran berharga. Daud belajar bahwa bukan sembarang orang yang boleh mendekati atau memindahkan benda suci ini.
Keputusan Daud bahwa hanya orang Lewi yang berhak mengangkat Tabut Allah bukanlah tanpa alasan. Keturunan Lewi telah dipilih secara khusus oleh Tuhan dalam Kitab Keluaran untuk tugas-tugas kekudusan di Kemah Suci. Mereka diperintahkan untuk melayani Tuhan dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan Tabut Perjanjian. Ini adalah panggilan ilahi yang diwariskan turun-temurun, sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar. Dengan menegaskan kembali hal ini, Daud menunjukkan rasa hormatnya yang mendalam terhadap kekudusan Tuhan dan perintah-Nya.
Tindakan Daud ini mencerminkan prinsip penting dalam kehidupan rohani: ketaatan pada firman Tuhan. Seringkali, semangat dan niat baik saja tidak cukup. Penting untuk memahami dan mengikuti instruksi Tuhan, bahkan dalam hal-hal yang tampaknya detail. Daud mengerti bahwa keberhasilan dan berkat Tuhan dalam membawa Tabut bukanlah hasil dari kekuatan manusia semata, melainkan dari kepatuhan yang tulus terhadap cara yang telah ditetapkan oleh Sang Ilahi.
Lebih jauh lagi, ayat ini juga menyoroti peran orang Lewi sebagai pelayan Tuhan. Tugas mereka bukan hanya mengangkat Tabut secara fisik, tetapi juga melayani Dia "sampai selama-lamanya." Ini menunjukkan bahwa pelayanan kepada Tuhan adalah sebuah dedikasi seumur hidup. Orang Lewi dipanggil untuk hidup kudus, memisahkan diri dari hal-hal duniawi, dan mendedikasikan seluruh hidup mereka untuk pekerjaan Tuhan. Panggilan ini membutuhkan kesiapan, pelatihan, dan pemahaman yang mendalam tentang tanggung jawab mereka.
Dalam konteks modern, ayat 1 Tawarikh 15:2 dapat mengajarkan kita tentang pentingnya peran dan tanggung jawab yang telah Tuhan tetapkan dalam gereja-Nya. Meskipun kita tidak lagi memiliki Tabut Perjanjian secara fisik, prinsip kesetiaan pada panggilan dan pelayanan yang benar tetap berlaku. Kita dipanggil untuk melayani Tuhan sesuai dengan karunia dan anugerah yang telah diberikan-Nya, dengan kerendahan hati dan kesadaran akan kekudusan-Nya. Pengangkatan Tabut oleh orang Lewi yang taat adalah gambaran indah tentang bagaimana umat Tuhan seharusnya membawa hadirat-Nya ke mana pun mereka pergi, dengan cara yang menghormati dan memuliakan nama-Nya.