1 Tawarikh 2:30

"Dan bagi Semai anak Hagal: anak-anaknya ialah Sulam, anaknya ialah Yisri, anaknya ialah Elipelet, anaknya ialah Yoam, anaknya ialah Sibya. Ia keturunan Semai."

Diagram Keturunan Sederhana Keluarga Semai Semai Hagal Sulam Yisri Elipelet Yoam Sibya Keturunan Semai
Ilustrasi visual sederhana dari garis keturunan Semai berdasarkan ayat Alkitab.

Ayat 1 Tawarikh 2:30 membawa kita pada sebuah detail silsilah yang mungkin terkesan ringkas, namun memiliki makna penting dalam konteks kitab suci. Ayat ini secara spesifik menyebutkan keturunan dari Semai, seorang tokoh yang asal-usulnya dirujuk kembali kepada Hagal. Rincian keturunannya meliputi Sulam, Yisri, Elipelet, Yoam, dan Sibya, yang semuanya terhubung sebagai bagian dari garis keturunan Semai.

Kitab Tawarikh secara umum berfungsi sebagai catatan sejarah dan silsilah yang sangat teliti, terutama mengenai bangsa Israel dan garis keturunan raja-raja mereka. Pencatatan silsilah seperti ini bukan sekadar daftar nama, melainkan memiliki tujuan yang lebih mendalam. Silsilah ini menegaskan identitas, keabsahan hak waris, dan kesetiaan janji Allah kepada umat-Nya. Dalam kasus keturunan Semai, penekanan pada garis keturunan Hagal menunjukkan adanya variasi dalam struktur keluarga atau mungkin latar belakang etnis yang berbeda yang terintegrasi ke dalam silsilah Israel.

Tokoh seperti Semai dan Hagal mungkin tidak begitu dikenal secara luas dibandingkan tokoh-tokoh besar lainnya dalam Alkitab. Namun, setiap nama yang tercatat di dalamnya memiliki peran dalam permandangan sejarah ilahi. Ayat ini menyoroti bahwa Allah peduli pada setiap detail kehidupan umat-Nya, sekecil apapun itu. Pencatatan keluarga Semai ini menunjukkan keterikatan antara berbagai kelompok dan bagaimana mereka menjadi bagian dari narasi keselamatan yang lebih besar.

Dalam tradisi Yahudi, menjaga keabsahan garis keturunan sangatlah krusial, terutama berkaitan dengan keimaman dan hak kepemilikan tanah warisan di Kanaan. Meskipun Semai dan keturunannya mungkin bukan tokoh sentral dalam cerita-cerita besar Alkitab, keberadaan mereka dalam silsilah ini memperkaya pemahaman kita tentang struktur sosial dan keluarga pada masa itu. Ayat ini menjadi pengingat bahwa Allah bekerja melalui berbagai macam orang dan keluarga untuk mencapai rencana-Nya.

Struktur silsilah yang disajikan secara berurutan, dari kakek hingga cucu-cucu, memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana warisan dan identitas diturunkan dari generasi ke generasi. Penutup ayat yang menyatakan "Ia keturunan Semai" mengukuhkan kembali bahwa semua nama yang disebutkan sebelum itu adalah bagian dari garis keturunan langsung Semai. Ini adalah cara penegasan yang umum dalam pencatatan silsilah kuno. Memahami ayat seperti 1 Tawarikh 2:30 membantu kita menghargai kekayaan narasi Alkitab dan bagaimana setiap bagian, bahkan yang tampaknya minor, berkontribusi pada gambaran besar sejarah keselamatan ilahi.