1 Tawarikh 2:42 - Keluarga yang Terlupakan di Antara Kaleb

"Orang-orang yang disebut namanya ialah: Kaleb, anak Asur, bapa Yirial; Yisrael, anak Yisrael, bapa Yabes; dan Yabes, bapa Yisrael. Sebenarnya Yabes ini lebih terhormat dari saudara-saudaranya. Ibunya telah menamai dia Yabes dengan berkata: "Aku telah melahirkannya dengan susah." (1 Tawarikh 2:42 - Terjemahan Baru).

Simbol Keterhormatan dan Keturunan.

Menelusuri Garis Keturunan yang Unik

Kitab Tawarikh, terutama di pasal-pasal awalnya, berfungsi sebagai catatan silsilah yang ekstensif. Tujuannya adalah untuk melacak garis keturunan bangsa Israel, menegaskan identitas mereka, dan menghubungkan mereka dengan janji-janji Allah. Di tengah daftar nama-nama yang mungkin terdengar asing bagi pembaca modern, muncul ayat 1 Tawarikh 2:42 yang menyoroti segmen keluarga yang menarik, yaitu keturunan Kaleb.

Ayat ini menyebutkan tiga generasi: Kaleb, bapa Yirial; Yisrael, bapa Yabes; dan Yabes sendiri, bapa Yisrael. Perlu dicatat bahwa nama "Yisrael" di sini muncul sebagai nama individu, bukan merujuk pada bangsa Israel secara keseluruhan. Namun, fokus utama ayat ini adalah pada Yabes. Ia bukan hanya sekadar dicatat dalam silsilah, tetapi ada penekanan khusus padanya.

Yabes: Lebih Terhormat dari Saudara-saudaranya

Pernyataan bahwa Yabes "lebih terhormat dari saudara-saudaranya" adalah poin yang sangat signifikan. Dalam budaya kuno, kehormatan seringkali diasosiasikan dengan status, kekayaan, atau peran penting. Namun, ayat ini tidak merinci alasan spesifik di balik kehebohan kehormatan Yabes. Kemungkinan besar, kehormatan ini berasal dari pengaruh spiritual atau perbuatan baiknya yang dikenal luas di zamannya. Ini menunjukkan bahwa meskipun silsilah fokus pada keturunan biologis, faktor spiritual dan karakter pribadi juga memainkan peran penting dalam penentuan status seseorang di mata Allah dan umat-Nya.

Makna Nama "Yabes" dan Doanya

Bagian yang paling menarik dari kisah Yabes dalam ayat ini adalah penjelasan mengenai asal-usul namanya. Ibunya menamainya Yabes dengan berkata, "Aku telah melahirkannya dengan susah." Nama Yabes (Ya'abets) dalam bahasa Ibrani memang terkait dengan kata yang berarti "kesedihan" atau "kesulitan". Ini menyiratkan bahwa kelahirannya disertai dengan penderitaan yang luar biasa bagi ibunya.

Namun, kisah Yabes tidak berhenti pada kesulitannya. Meskipun namanya berkonotasi negatif, ia tidak membiarkan masa lalunya mendefinisikan masa depannya. Dalam kitab Tawarikh, ada ayat lain (1 Tawarikh 4:9-10) yang menceritakan doa Yabes. Ia berdoa kepada Allah Israel: "Sekiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan tangan-Mu menyertai aku, dan Engkau melindungi aku dari malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpaku!" Doanya adalah ungkapan kerinduan untuk berkat, pertumbuhan, penyertaan ilahi, dan perlindungan dari kesulitan yang pernah dialaminya dan mungkin dialami oleh keluarganya.

Respons Allah terhadap doa Yabes juga sangat mengagumkan: "Maka Allah mengabulkan permintaannya." Ini adalah bukti nyata bahwa latar belakang kesusahan tidak menghalangi seseorang untuk menerima berkat dan pengurapan ilahi. Yabes menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana iman dan doa dapat mengubah nasib, bahkan ketika nama dan latar belakang seseorang mungkin berkonotasi kesedihan.

Relevansi Masa Kini

Kisah Yabes melalui ayat 1 Tawarikh 2:42 mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi terhormat di hadapan Allah, terlepas dari asal-usul atau kesulitan yang pernah dihadapi. Doa Yabes mengajarkan pentingnya berserah kepada Allah, memohon berkat-Nya, dan percaya bahwa Dia adalah sumber perlindungan dan pertumbuhan sejati. Meskipun namanya berawal dari "kesusahan," Yabes dikenal karena kehormatannya dan doanya yang dikabulkan, memberikan pelajaran berharga bagi kita semua tentang kekuatan iman dan kebaikan Allah.