1 Tawarikh 22:11 - Hikmat Membangun Kehidupan

"Sekarang, hai anakku, semoga TUHAN menyertai engkau, supaya engkau berhasil membangun rumah TUHAN, Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya tentang engkau."

Ayat ini, yang diambil dari Kitab 1 Tawarikh pasal 22 ayat 11, adalah sebuah doa dan nasihat yang tulus dari Raja Daud kepada putranya, Salomo. Di tengah persiapan besar untuk membangun Bait Suci di Yerusalem, Daud memberikan berkat dan instruksi penting yang bukan hanya berlaku untuk Salomo, tetapi juga menjadi prinsip abadi bagi setiap orang yang ingin membangun sesuatu yang bermakna dalam hidup mereka.

Konteks ayat ini sangat krusial. Daud, meskipun seorang raja yang gagah berani dan memenangkan banyak pertempuran, tidak diizinkan oleh Tuhan untuk membangun Bait Suci karena tangannya berlumuran darah. Namun, ia mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi pembangunan tersebut. Dalam ayat ini, Daud memanggil Salomo dan menyampaikan harapannya yang mendalam. Kata kunci di sini adalah "semoga TUHAN menyertai engkau". Ini bukan sekadar harapan kosong, melainkan pengakuan bahwa keberhasilan sejati tidak datang dari kekuatan atau kebijaksanaan manusia semata, melainkan dari bimbingan ilahi.

Keberhasilan membangun "rumah TUHAN" di sini memiliki makna ganda. Secara harfiah, itu adalah pembangunan fisik Bait Suci yang akan menjadi pusat ibadah dan kediaman simbolis kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Namun, secara rohani, ini juga melambangkan pembangunan hubungan yang kokoh dengan Tuhan, pembangunan karakter yang saleh, dan pembangunan warisan rohani yang akan terus berlanjut. Untuk mencapai hal-hal mulia seperti ini, kehadiran Tuhan adalah syarat mutlak.

Daud melanjutkan dengan menegaskan, "supaya engkau berhasil membangun rumah TUHAN, Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya tentang engkau." Ini menyoroti pentingnya keselarasan antara tujuan pribadi dengan kehendak ilahi. Keberhasilan sejati bukanlah pencapaian yang dipaksakan, melainkan realisasi dari rencana Tuhan yang indah. Tuhan telah menetapkan Salomo sebagai penerusnya dan juga yang akan membangun Bait Suci. Maka, nasihat Daud adalah agar Salomo bertindak sesuai dengan mandat ilahi ini, dengan keyakinan bahwa Tuhan akan memberkati usahanya.

Bagi kita hari ini, ayat 1 Tawarikh 22:11 memberikan pelajaran yang relevan. Dalam kehidupan kita, kita seringkali memiliki "rumah" yang ingin kita bangun: karier, keluarga, impian pribadi, atau bahkan kontribusi bagi masyarakat. Kunci untuk membangunnya dengan kokoh dan bermakna adalah dengan mengundang Tuhan ke dalam setiap prosesnya. Memohon penyertaan-Nya berarti kita mengakui keterbatasan diri dan menyerahkan kendali kepada kebijaksanaan-Nya. Ketika kita membangun selaras dengan kehendak-Nya, kita tidak hanya meraih kesuksesan, tetapi juga menemukan kepuasan yang mendalam dan meninggalkan dampak yang positif.

Mengandalkan Tuhan berarti kita akan diberikan hikmat, kekuatan, dan arahan yang tepat. Ini akan mencegah kita membangun di atas fondasi yang rapuh, mengambil jalan pintas yang menyesatkan, atau tersesat dalam ambisi pribadi yang sempit. "Semoga TUHAN menyertai engkau" adalah pengingat bahwa kita tidak pernah sendirian dalam perjuangan membangun kehidupan yang berarti. Dengan memohon penyertaan-Nya, kita memastikan bahwa "rumah" yang kita bangun tidak hanya kokoh secara fisik atau material, tetapi juga dipenuhi dengan kehadiran-Nya, kedamaian, dan tujuan ilahi.