1 Tawarikh 22 19: Jadikan Hatimu Siap

"Sekarang, **jadikanlah hatimu dan jiwamu untuk mencari TUHAN, Allahmu**; bersiaplah dan bangunlah tempat yang kudus bagi TUHAN Allah, supaya Tabut perjanjian TUHAN dan perkakas kudus Allah itu dibawa ke rumah yang akan didirikan untuk nama TUHAN."

Tangan Membangun Bait Allah TUHAN

Makna di Balik Perintah

Ayat 1 Tawarikh 22:19 adalah sebuah panggilan yang mendalam dari Raja Daud kepada umatnya, terkhusus kepada Salomo dan para pemimpin Israel, menjelang pembangunan Bait Allah yang megah di Yerusalem. Inti dari perintah ini terletak pada frasa kunci: "jadikanlah hatimu dan jiwamu untuk mencari TUHAN, Allahmu". Ini bukan sekadar instruksi fisik untuk bekerja, tetapi sebuah penekanan pada kesiapan hati dan ketulusan niat sebelum tindakan dimulai.

Membangun sebuah tempat ibadah yang kudus bagi Allah bukanlah proyek biasa. Ini adalah sebuah ekspresi kesetiaan, ketaatan, dan kerinduan untuk memiliki kehadiran Allah yang terpusat di tengah-tengah umat-Nya. Daud memahami bahwa bangunan fisik, seindah dan semegah apapun, tidak akan berarti tanpa fondasi spiritual yang kokoh. Oleh karena itu, sebelum tangan mulai bekerja untuk meletakkan batu pertama atau mengukir detail arsitektur, hati harus terlebih dahulu "dijadikan siap" untuk mencari TUHAN.

Apa artinya "menjadikan hati dan jiwa untuk mencari TUHAN"? Ini melibatkan serangkaian sikap dan tindakan rohani:

Perintah ini mengingatkan kita bahwa setiap usaha rohani, baik itu pribadi maupun komunal, dimulai dari dalam. Pembangunan Bait Allah adalah simbol dari pembangunan rohani kita masing-masing. Sebelum kita dapat membangun "tempat yang kudus" untuk hadirat Allah dalam hidup kita, hati kita harus terlebih dahulu dipersiapkan. Ini berarti memastikan bahwa motivasi kita murni, bahwa kita mencari kemuliaan Allah, bukan kemuliaan diri sendiri, dan bahwa kita bersedia untuk sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya.

Di era modern ini, makna 1 Tawarikh 22:19 tetap relevan. Bait Allah secara fisik mungkin telah berubah, tetapi panggilan untuk "menjadikan hati dan jiwa untuk mencari TUHAN" adalah abadi. Setiap kali kita terlibat dalam pelayanan, beribadah bersama, atau sekadar menjalani kehidupan sehari-hari, kita dipanggil untuk memastikan bahwa hati kita terpusat pada-Nya. Inilah fondasi sejati dari setiap pekerjaan yang berkenan di hadapan Allah.

Mari kita renungkan pesan ini: apakah hati kita sudah siap untuk mencari TUHAN dalam setiap aspek kehidupan kita?

Baca juga tentang 1 Tawarikh 22:19 di SABDA