1 Tawarikh 24 8

"Demikianlah mereka membagi-bagikan tugas itu dengan pemungutan undi, baik orang yang layak maupun yang tidak layak, seperti yang dilakukan oleh TUHAN, Allah kita, kepada saudara-saudara kita, yaitu bani Harun, dalam segala tugas pelayanan di rumah TUHAN."

Pembagian Tugas Keimaman Tugas 1 Tugas 2 Tugas 3

Makna di Balik Pemungutan Undi

Kitab 1 Tawarikh, khususnya pasal 24, memberikan gambaran rinci mengenai organisasi ibadah di Bait Suci Yerusalem. Ayat 8 dari pasal ini menyoroti sebuah aspek krusial dalam tata kelola keimaman: pemungutan undi. Ayat ini menyatakan, "Demikianlah mereka membagi-bagikan tugas itu dengan pemungutan undi, baik orang yang layak maupun yang tidak layak, seperti yang dilakukan oleh TUHAN, Allah kita, kepada saudara-saudara kita, yaitu bani Harun, dalam segala tugas pelayanan di rumah TUHAN." Frasa "baik orang yang layak maupun yang tidak layak" mungkin terdengar membingungkan pada awalnya. Namun, dalam konteks perjanjian lama, kelayakan untuk melayani di hadapan Tuhan sebagian besar ditentukan oleh garis keturunan dari Harun, yang dipilih oleh Tuhan sendiri. Pemungutan undi di sini bukanlah untuk menentukan siapa yang "layak" secara moral atau spiritual dalam pengertian modern, melainkan untuk menentukan giliran tugas spesifik dari sekian banyak imam yang memenuhi syarat garis keturunan Harun.

Penting untuk memahami bahwa pemungutan undi ini adalah metode yang ditetapkan oleh Tuhan sendiri untuk memastikan keadilan dan keteraturan dalam pelayanan Bait Suci. Tuhan, dalam kebijaksanaan-Nya, tidak ingin ada perselisihan atau kecemburuan di antara para imam mengenai siapa yang mendapat tugas kehormatan untuk melayani. Dengan pemungutan undi, setiap imam memiliki kesempatan yang sama, dan pembagian tugas dilakukan secara objektif. Ini mengajarkan prinsip penting tentang bagaimana Tuhan mengatur umat-Nya, menekankan pentingnya ketaatan pada perintah-Nya dan kepercayaan pada proses yang Dia tetapkan.

Ayat ini juga menggarisbawahi bahwa seluruh sistem ini adalah gambaran dari penugasan yang diberikan oleh Tuhan. Garis keturunan Harun dipilih oleh Tuhan, dan metode pembagian tugas pun ditetapkan oleh Tuhan. Ini mengingatkan kita bahwa pelayanan kepada Tuhan seharusnya didasarkan pada panggilan dan instruksi-Nya, bukan pada keinginan atau ambisi pribadi. Pemungutan undi menjadi alat ilahi untuk memastikan bahwa semua orang yang telah dipilih oleh Tuhan untuk peran tersebut dapat melayani sesuai dengan kehendak-Nya, pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kita hidup di bawah perjanjian yang baru, prinsip di balik 1 Tawarikh 24:8 tetap relevan. Kita diingatkan bahwa Tuhan mengatur umat-Nya, dan setiap orang dipanggil untuk melayani-Nya dengan setia dalam peran yang telah ditetapkan. Apakah itu dalam pelayanan di gereja, di keluarga, atau di tengah masyarakat, kita dipanggil untuk mengabdikan diri kita dengan kerendahan hati dan kepercayaan, mengakui bahwa semua kemampuan dan kesempatan berasal dari Tuhan. Pemungutan undi dalam konteks ini bisa diartikan sebagai cara Tuhan membuka pintu kesempatan dan memercayakan tugas kepada hamba-hamba-Nya, yang kemudian harus dijawab dengan integritas dan dedikasi.

Dengan demikian, 1 Tawarikh 24:8 tidak hanya sekadar catatan sejarah mengenai organisasi keimaman di Israel kuno, tetapi juga sebuah pelajaran teologis yang mendalam tentang kedaulatan Tuhan, keadilan-Nya dalam mengatur umat-Nya, dan panggilan kepada setiap individu untuk melayani dengan setia dalam peran yang telah dianugerahkan oleh Sang Pencipta. Memahami konteks ini membantu kita menghargai keindahan tatanan ilahi dan pentingnya ketaatan dalam kehidupan rohani kita.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang keimaman dan perannya dalam Alkitab, Anda bisa merujuk pada bagian lain dari Kitab Tawarikh atau Kitab Keluaran.