Ayat dari Kitab 1 Tawarikh pasal 25:16 ini memberikan kita sebuah gambaran yang sangat menarik mengenai struktur organisasi dan pembagian tugas dalam pelayanan di Bait Allah pada masa Raja Daud. Fokus utama dari pasal ini adalah para musisi dan penyanyi yang ditunjuk untuk memuji dan mengucap syukur kepada TUHAN. Peristiwa ini bukan sekadar seni pertunjukan biasa, melainkan sebuah ibadah yang teratur dan penuh makna, mencerminkan pentingnya musik dalam ekspresi iman dan penyembahan.
Dalam konteks perikop yang lebih luas, kita melihat bagaimana Raja Daud, yang memiliki hati yang dekat dengan Tuhan, sangat peduli terhadap segala aspek ibadah. Ia tidak hanya memikirkan pembangunan fisik Bait Allah, tetapi juga aspek rohaninya, termasuk musik dan nyanyian. Daud menunjuk orang-orang yang cakap dan memiliki kemampuan dari bani Lewi untuk bertugas memimpin pujian. Penunjukan ini dilakukan secara teratur, bahkan melalui pengundian, untuk memastikan keadilan dan keikutsertaan yang luas di antara mereka yang dipercayakan tugas mulia ini.
Ayat 1 Tawarikh 25:16 secara spesifik menyebutkan bahwa undian keempat jatuh kepada Mika, beserta anak-anaknya dan saudara-saudaranya, yang berjumlah dua belas orang. Hal ini menunjukkan adanya pembagian yang sistematis, di mana setiap kelompok keluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas. Kebersamaan dalam keluarga yang terlibat dalam pelayanan ini menjadi poin penting. Ini bukan hanya tugas individu, tetapi seringkali merupakan warisan dan tugas turun-temurun yang dijaga dalam sebuah keluarga Lewi.
Keberadaan dua belas orang dalam kelompok Mika ini melambangkan kesempurnaan dan kelengkapan, sebuah pola yang seringkali muncul dalam Alkitab, seperti dua belas suku Israel atau dua belas rasul. Dalam konteks pelayanan musik, angka ini mungkin mencerminkan jumlah yang optimal untuk menghasilkan harmoni dan orkestrasi yang indah. Tugas mereka adalah "berkata-kata dengan lagu pengantar mazmur" dan "memuji dan mengucap syukur kepada TUHAN" (1 Tawarikh 25:1-3). Ini menunjukkan bahwa peran mereka lebih dari sekadar memainkan alat musik atau menyanyi; mereka adalah penyampai pesan ilahi melalui seni.
Bagi kita saat ini, ayat ini mengingatkan bahwa pujian dan musik adalah elemen vital dalam ibadah kita kepada Tuhan. Keteraturan, kesungguhan, dan keikutsertaan yang terorganisir sangatlah penting. Pelayanan musik dalam ibadah tidak boleh dianggap remeh, melainkan sebagai sebuah panggilan mulia yang harus dijalankan dengan segenap hati dan kemampuan. Setiap orang yang terlibat dalam pelayanan ini, baik sebagai pemain musik, penyanyi, atau pemazmur, sedang memainkan peran penting dalam mendatangkan hadirat Tuhan dan menginspirasi jemaat untuk bersukacita serta mengucap syukur. Pengabdian Mika dan keluarganya, serta semua kelompok lain yang disebutkan dalam pasal ini, menjadi teladan bagaimana kita dapat mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan melalui talenta yang dianugerahkan kepada kita.