"Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, dan orang tertindas yang tidak punya penolong."
Ayat Mazmur 72:12 ini bukan sekadar untaian kata yang indah, melainkan sebuah janji ilahi yang mendalam tentang karakter dan tanggung jawab seorang raja yang dikehendaki Tuhan. Ayat ini menggambarkan inti dari pemerintahan yang adil dan penuh kasih, sebuah gambaran yang sangat relevan baik dalam konteks sejarah Israel kuno maupun dalam nilai-nilai universal yang kita junjung hingga kini.
Perlindungan bagi yang lemah dan tertindas adalah tolok ukur utama keadilan. Mazmur ini menyoroti seorang raja ideal yang akan bertindak sebagai pembela bagi mereka yang paling rentan dalam masyarakat. "Orang miskin yang berteriak minta tolong" menggambarkan individu yang berada dalam situasi keputusasaan, tanpa sumber daya atau kekuatan untuk membela diri mereka sendiri. Suara mereka mungkin tidak terdengar oleh telinga manusia, namun Tuhan, melalui raja yang diurapi-Nya, menjanjikan bahwa suara mereka akan didengar dan mendapat respons.
Demikian pula, "orang tertindas yang tidak punya penolong" merujuk pada mereka yang hak-haknya dirampas, yang diperlakukan tidak adil, dan yang tidak memiliki siapa pun untuk memberikan bantuan. Dalam masyarakat yang sering kali didominasi oleh kekuatan dan kekuasaan, kelompok ini adalah yang paling mudah menjadi korban kesewenang-wenangan. Janji dalam Mazmur 72:12 menegaskan bahwa pemerintahan yang sejati adalah yang menjangkau dan melindungi mereka yang paling membutuhkan.
Konteks Mazmur 72 secara keseluruhan melukiskan gambaran raja yang bijaksana, adil, dan berbelas kasih, yang pemerintahan-Nya membawa kedamaian dan kemakmuran bagi seluruh negeri. Ayat 12 ini adalah salah satu pilar penting dari visi tersebut. Ini menunjukkan bahwa keadilan bukan hanya tentang menjaga ketertiban atau menegakkan hukum, tetapi yang terpenting, tentang pemeliharaan dan pembelaan terhadap mereka yang paling rentan.
Kewajiban ini tidak hanya ditujukan kepada raja, tetapi juga memberikan pelajaran bagi setiap individu. Kita dipanggil untuk memiliki hati yang peka terhadap penderitaan orang lain dan untuk bertindak demi keadilan. Di dunia yang masih sering diwarnai ketidakadilan, ayat ini mengingatkan kita pada standar yang lebih tinggi, pada idealisme pemerintahan dan kehidupan yang berfokus pada kasih dan pelayanan. Janji ini menginspirasi harapan bahwa selalu ada harapan bagi yang tertindas, dan bahwa suara mereka tidak akan hilang sia-sia ketika ada hati yang mau mendengar dan tangan yang mau menolong, sebagaimana dijanjikan dalam Mazmur 72:12.