1 Tawarikh 26:16

"Dan bagi Yeter, Laman, dan Yosua, anak-anak Syim’i. (Laman dan Yosua adalah kepala kaum keluarga)."
Setia

Ayat yang singkat ini, 1 Tawarikh 26:16, mungkin terlihat sederhana, namun ia menyimpan makna yang dalam mengenai peran dan tanggung jawab dalam komunitas rohani. Ayat ini menyebutkan nama-nama Yeter, Laman, dan Yosua, serta menjelaskan bahwa Laman dan Yosua menjabat sebagai kepala kaum keluarga mereka. Dalam konteks Bait Allah yang sedang dibangun dan dikelola, peran para pemimpin ini sangatlah krusial. Mereka bukan hanya pemegang nama, tetapi juga pelaksana tugas dan penjaga amanah.

Tanggung Jawab dan Kepemimpinan

Dalam sistem pelayanan Bait Allah, setiap individu memiliki peranannya. Ayat-ayat sebelumnya dalam pasal 26 menggambarkan pembagian tugas yang cermat, mulai dari penjaga pintu, pengurus perbendaharaan, hingga pengawas dan hakim. Nama-nama seperti Yeter, Laman, dan Yosua muncul dalam daftar para pelayan ini, yang menyiratkan bahwa mereka adalah bagian dari sistem yang terorganisir untuk melayani Tuhan dan umat-Nya. Menjadi "kepala kaum keluarga" bukan sekadar gelar kehormatan, melainkan sebuah amanah yang mengikat mereka untuk memimpin, membimbing, dan bertanggung jawab atas unit keluarga mereka dalam konteks pelayanan Bait Allah.

Kepemimpinan yang disebutkan di sini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga spiritual. Para kepala kaum keluarga ini diharapkan menjadi teladan bagi anggota keluarga mereka, baik dalam ketaatan terhadap hukum Tuhan maupun dalam partisipasi aktif dalam tugas-tugas pelayanan. Mereka adalah perpanjangan tangan para pemimpin besar Bait Allah, memastikan bahwa setiap detail pelayanan berjalan lancar dan sesuai dengan ketetapan.

Setia dalam Pelayanan

Kesetiaan adalah benang merah yang menghubungkan semua pelayan Tuhan. Yeter, Laman, dan Yosua, bersama dengan keluarga mereka, memiliki bagian dalam tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka. Meskipun ayat ini tidak merinci bentuk pelayanan spesifik mereka, penyebutan nama mereka dalam kitab sejarah seperti Tawarikh menunjukkan pentingnya kontribusi mereka. Setiap tugas, sekecil apapun di mata manusia, memiliki nilai di hadapan Tuhan jika dilakukan dengan hati yang tulus dan setia.

Dalam konteks kekinian, ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan dalam setiap peran yang Tuhan berikan. Entah kita dipercayakan untuk memimpin sebuah tim, mengelola keuangan keluarga, atau sekadar memberikan pelayanan sederhana, kesetiaan adalah kunci. Laman dan Yosua, sebagai kepala kaum keluarga, harus memastikan bahwa keluarga mereka turut serta dan memberikan kontribusi terbaik dalam pelayanan. Ini mengingatkan kita bahwa pelayanan Tuhan bukanlah tanggung jawab segelintir orang, melainkan sebuah gerakan kolektif yang melibatkan setiap anggota komunitas.

Pelajaran untuk Masa Kini

Kisah 1 Tawarikh 26:16 memberikan pelajaran berharga bagi kita saat ini. Pertama, pentingnya struktur dan organisasi dalam pelayanan. Tuhan bekerja melalui sistem yang teratur, di mana setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas. Kedua, penekanan pada kepemimpinan yang bertanggung jawab. Para pemimpin, baik dalam skala besar maupun kecil, harus setia dalam membimbing dan mengarahkan mereka yang berada di bawah tanggung jawab mereka.

Terakhir, dan yang paling penting, adalah panggilan untuk kesetiaan. Seperti Yeter, Laman, dan Yosua yang melayani di Bait Allah, kita dipanggil untuk melayani Tuhan dengan setia dalam kapasitas kita masing-masing. Kesetiaan ini tercermin dalam ketaatan kita, pengabdian kita, dan keinginan kita untuk menggunakan talenta dan waktu yang Tuhan berikan untuk kemuliaan-Nya. Mari kita belajar dari teladan para pelayan di masa lalu dan terus berkomitmen untuk menjadi hamba yang setia bagi Tuhan, di mana pun kita ditempatkan.

Pelajari lebih lanjut mengenai 1 Tawarikh 26:16 di Sabda.org.