Adapun bani Lewi, ialah Gersom, Kehat dan Merari.
Kitab 1 Tawarikh pasal 26 memaparkan struktur organisasi yang sangat terperinci di dalam Bait Allah pada masa Raja Daud. Fokus utama pasal ini adalah pada tugas-tugas penjaga pintu dan pengelolaan harta benda yang dipercayakan kepada suku Lewi. Ayat 21 secara khusus menyebutkan tiga garis keturunan utama dari suku Lewi: Gersom, Kehat, dan Merari. Ini merupakan pengingat penting tentang asal-usul dan pembagian kerja di antara kaum Lewi yang memiliki peran sentral dalam pelayanan di hadapan Tuhan.
Peran suku Lewi sebagai penjaga Bait Allah bukanlah tugas yang remeh. Mereka bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan, dan pemeliharaan seluruh area suci. Di bawah kepemimpinan Raja Daud, organisasi ini ditata dengan rapi untuk memastikan kelancaran segala urusan yang berkaitan dengan ibadah dan penyimpanan barang-barang berharga milik kemah pertemuan dan kemudian Bait Allah. Penunjukan penjaga pintu, misalnya, bukan hanya untuk mencegah masuknya orang yang tidak berhak, tetapi juga untuk menjaga agar segala sesuatu yang masuk dan keluar tercatat dengan baik. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi yang diberikan kepada kaum Lewi.
Ilustrasi abstrak yang menggambarkan tiga bagian yang dihormati dengan simbol penjaga dan gerbang, melambangkan struktur penjagaan dan pengelolaan di Bait Allah.
Garis keturunan Kehat, yang juga mencakup tokoh penting seperti Musa, memainkan peran krusial dalam memindahkan dan memelihara benda-benda suci. Di sisi lain, Gersom dan Merari juga memiliki tugas-tugas mereka sendiri, yang sering kali berkaitan dengan penyediaan dan pemeliharaan aspek fisik dari kemah dan kemudian Bait Allah, seperti tenda, tiang, dan tirai. Ayat 21 menegaskan fondasi struktural dari pelayanan ini, bahwa semua tugas yang kompleks itu berakar pada tiga cabang utama kaum Lewi ini.
Ketaatan pada struktur yang ditetapkan oleh Tuhan, sebagaimana dijalankan oleh Daud dan para pemimpinnya, adalah kunci keberhasilan ibadah Israel. Ini bukan hanya tentang mengikuti aturan, tetapi tentang memahami bahwa setiap peran, sekecil apa pun, memiliki nilai dan kontribusi penting dalam kesatuan pelayanan. Penjaga pintu dan pengelola harta, meskipun mungkin terlihat sebagai tugas rendahan dibandingkan dengan imam yang mempersembahkan korban, adalah pilar-pilar penting yang memastikan kesucian dan integritas Bait Allah terjaga. Kisah 1 Tawarikh 26:21, dengan menyebutkan garis keturunan Gersom, Kehat, dan Merari, mengingatkan kita akan pentingnya fondasi dan struktur yang kuat dalam setiap pelayanan kepada Tuhan.
Memahami ayat ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana organisasi dan administrasi yang baik adalah bagian dari ketaatan kepada Tuhan. Daud, meskipun seorang raja dan panglima perang, sangat peduli pada detail pelayanan ibadah. Penataan ini mencerminkan kerinduan hatinya untuk menghormati Tuhan dengan cara yang terbaik. Keberadaan penjaga dan pengelola harta benda juga menunjukkan betapa berharganya barang-barang yang dipersembahkan kepada Tuhan, dan pentingnya menjaganya dengan setia. Ini menjadi teladan bagi kita dalam mengelola segala sesuatu yang telah dipercayakan kepada kita, baik itu waktu, talenta, maupun materi, dengan integritas dan tanggung jawab.