"Anak-anak Salomo ialah Rehabeam; Roboam memperanakkan Abia; Abia memperanakkan Asa;"
Ayat 1 Tawarikh 3:10 merupakan bagian dari catatan silsilah yang panjang dalam Kitab Tawarikh, yang berfokus pada keturunan Raja Daud. Ayat ini secara spesifik menyebutkan bagian dari garis keturunan Salomo, putra Daud, yang merupakan penerus takhta setelah ayahnya. Rincian silsilah ini sangat penting dalam konteks sejarah Israel kuno, karena menegaskan legitimasi dinasti Daud sebagai penguasa pilihan Tuhan dan juga sebagai dasar pemenuhan janji Mesianik yang terikat pada keturunan Daud.
Kutipan "Anak-anak Salomo ialah Rehabeam; Roboam memperanakkan Abia; Abia memperanakkan Asa;" menyoroti mata rantai penting dalam garis keturunan kerajaan. Salomo, yang terkenal dengan kebijaksanaannya, memiliki putra bernama Rehabeam. Namun, setelah masa pemerintahan Rehabeam, terjadi perpecahan dalam kerajaan Israel. Kitab Tawarikh, yang cenderung berfokus pada Kerajaan Yehuda (kerajaan selatan) dan Bait Allah di Yerusalem, lebih menekankan keturunan dari garis Yehuda.
Perlu dicatat adanya perbedaan penulisan nama antara ayat ini dengan beberapa bagian lain dalam Alkitab. Dalam ayat ini, tertulis "Roboam memperanakkan Abia". Perlu diperjelas bahwa "Roboam" adalah nama yang sama dengan "Rehabeam" dalam konteks Raja yang memerintah setelah Salomo. Dalam banyak terjemahan lain, termasuk 1 Tawarikh 3:10, nama tersebut adalah Rehabeam. Sehingga, urutan yang lebih tepat berdasarkan kesinambungan adalah: Salomo -> Rehabeam (yang juga disebut Roboam) -> Abia -> Asa. Penamaan ganda ini bisa membingungkan, namun merupakan hal yang lazim dalam catatan sejarah kuno.
Nama-nama yang disebutkan di sini – Rehabeam, Abia, dan Asa – adalah figur-figur penting dalam sejarah Israel. Rehabeam adalah raja pertama dari Kerajaan Yehuda setelah perpecahan. Abia (atau Abiam) memerintah setelah Rehabeam, meskipun pemerintahannya relatif singkat. Kemudian, Asa naik takhta dan dikenal sebagai raja yang berusaha keras untuk membersihkan Yehuda dari penyembahan berhala dan memulihkan ibadah kepada TUHAN. Pemerintahannya sering kali dianggap sebagai masa pemulihan spiritual.
Penyebutan silsilah ini bukan sekadar catatan sejarah tanpa makna. Dalam teologi Yahudi dan Kristen, garis keturunan Daud adalah sentral. Janji Allah kepada Daud bahwa takhtanya akan kokoh untuk selama-lamanya (2 Samuel 7) memiliki implikasi mesianik yang mendalam. Dengan melacak garis keturunan melalui Salomo, Rehabeam, Abia, hingga Asa, penulis Kitab Tawarikh menegaskan bahwa Mesias yang dijanjikan akan datang dari keturunan Daud. Ayat seperti 1 Tawarikh 3:10, meskipun sederhana, merupakan batu bata penting dalam membangun narasi ilahi yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan harapan masa depan akan kedatangan seorang raja penebus. Ketelitian dalam mencatat silsilah mencerminkan kesetiaan Allah pada janji-Nya dan pentingnya warisan kerajaan yang terus berlanjut.