Lukas 20:7 - Pertanyaan yang Menggugah

Dan mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu dari mana datangnya."

? ??? Dia Bertanya Jawaban...

Konteks Ayat: Otoritas Yesus

Lukas 20:7 mencatat sebuah momen krusial dalam pelayanan Yesus di Yerusalem, di mana otoritas-Nya dipertanyakan. Setelah Yesus memasuki Bait Allah dan mengajar, para pemimpin agama, termasuk imam-imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua, datang kepada-Nya dengan sebuah pertanyaan yang dirancang untuk menjebak-Nya. Pertanyaan ini tidak muncul dari rasa ingin tahu yang tulus, melainkan dari niat untuk menemukan kesalahan dan alasan untuk menahan-Nya.

Inti Pertanyaan: Sumber Otoritas

Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai dari mana Yesus memperoleh otoritas-Nya untuk melakukan semua hal yang Ia lakukan, terutama mengajar dengan kuasa dan membersihkan Bait Allah. Yesus, dengan kebijaksanaan ilahi-Nya, tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Sebaliknya, Ia balik bertanya kepada mereka mengenai baptisan Yohanes: apakah dari surga atau dari manusia.

Jawaban "Kami Tidak Tahu": Kebingungan dan Ketakutan

Menghadapi pertanyaan Yesus, para pemimpin agama ini berada dalam dilema. Jika mereka menjawab bahwa baptisan Yohanes adalah dari surga, maka mereka harus mengakui bahwa Yesus juga memiliki otoritas ilahi, karena Yohanes adalah pendahulu-Nya yang diutus Tuhan. Namun, jika mereka menjawab bahwa baptisan Yohanes dari manusia, maka seluruh umat akan marah kepada mereka, karena banyak yang menganggap Yohanes sebagai nabi. Dalam ketakutan dan kebingungan inilah mereka memberikan jawaban yang tercatat dalam Lukas 20:7: "Kami tidak tahu dari mana datangnya."

Implikasi Jawaban

Jawaban "kami tidak tahu" ini mengungkap beberapa hal penting. Pertama, ini menunjukkan keengganan mereka untuk mengakui kebenaran. Mereka tidak mau mempertimbangkan kemungkinan bahwa Yesus benar-benar diutus oleh Allah. Kedua, ini menyoroti masalah moral dan spiritual mereka. Alih-alih mencari kebenaran, mereka lebih memikirkan posisi dan penerimaan mereka di mata publik. Jawaban ini juga merupakan bentuk penolakan terhadap otoritas Yesus, karena mereka tidak bersedia untuk memahami dan menerima sumber otoritas-Nya.

Relevansi di Masa Kini

Kisah ini memiliki relevansi yang mendalam bagi kita di masa kini. Seringkali, kita juga dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan mengenai kebenaran, iman, dan otoritas. Sama seperti para pemimpin agama pada masa itu, kita bisa saja tergoda untuk menghindari jawaban yang mungkin sulit atau tidak sesuai dengan keinginan kita. Mengatakan "kami tidak tahu" bisa menjadi jalan pintas untuk menghindari tanggung jawab atau konfrontasi dengan kebenaran yang mengganggu. Namun, Alkitab mengajak kita untuk mencari kebenaran dengan hati yang tulus, siap menerima apa pun yang dinyatakan oleh Allah, bahkan jika itu berarti mengubah pandangan atau tindakan kita.

Mempelajari Lukas 20:7 mengingatkan kita akan pentingnya kejujuran spiritual dan keberanian dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan eksistensial. Kebenaran seringkali memerlukan lebih dari sekadar pengakuan intelektual; ia menuntut penerimaan hati dan tindakan yang selaras. Jawaban Yesus yang cerdas dan penolakan para pemimpin agama untuk menjawab dengan jujur menjadi pelajaran abadi tentang bagaimana manusia bereaksi terhadap kehadiran ilahi dan tuntutan kebenaran.